Perselisihan antara warga RW 6 dan RW 4 di Cilodong, Jatimulya, , viral di media sosial karena akses jembatan dibongkar. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok turun tangan terkait perselisihan warga tersebut.
Ketua RT 1 RW 6, Syarifudin, mengatakan peristiwa pembongkaran jembatan terjadi pada Sabtu (12/4/2025). Dia mengatakan jembatan tersebut merupakan akses jalan pintas warga RW 6 menuju Alun-alun, Jalan Grand Depok City (GDC).
“Hari Sabtu (pembongkaran). Ini jalan pintas, buat ke Pasar Pucung, ke Alun-Alun, Puskesmas,” kata Syarifudin kepada wartawan di Cilodong, Depok, Senin (14/4/2025).
Syarifudin mengklaim jembatan sudah ada sejak dulu. Menurutnya, keberadaan jembatan lebih dulu daripada Perumahan RW 4.
“Sejak tahun berapa pokoknya saya lahir, (jembatan) sudah ada. Di sini sudah lama jalan ini. Pokoknya lebih tua jembatan daripada saya, saya sudah 50 tahun, jembatan lebih dari 50 tahun. Karena ini tanah ini milik warga sebagian banyaknya warga saya,” tuturnya.
Syarifudin meminta jembatan tersebut untuk tidak ditutup. Dia juga meminta jembatan itu dijadikan akses jalan untuk bisa dilalui mobil.
“Keinginan warga saya ini aset jalan ini jangan sampai ditutup, dikondisikan semula gitu Pak. Kalau bisa ya, nanti bagaimana musyawarahnya nanti bisa masuk mobil gitu kan. Makanya, warga ini inisiatif bikin jalanan dengan swadaya masyarakat, saya minta nih ya, kalau aset ini (jembatan) diginiin aja mungkin ada penuntutan lagi,” tutupnya.
Terpisah, perwakilan warga RW 4, Ridho menyebut jembatan itu belum ada sejak perumahan dibangun. Melainkan akses hanya menggunakan bambu.
“Jadi awalnya memang di sana itu tidak ada akses dari awal saat saya di sini tidak ada. Berjalannya waktu banyak pembangunan berjalan di sini ada akses bambu awalnya itu kan berbambu di sana,” ucap dia.
Dia menuturkan pada 2020 jembatan itu dicor secara sepihak. Warga RW 4 pun menolak jembatan itu. Akhirnya warga RW 4 sepakat untuk memportal jalan, namun jembatan itu masih bisa dilalui pejalan kaki yang hendak ke Alun-alun.
Ridho menjelaskan untuk menjaga keamanan lingkungan masing-masing antarwarga, pihaknya melakukan penutupan jembatan yang merupakan jalan pintas tersebut. Namun, masalah muncul karena penolakan warga RW 6.
“Maka itu hari Sabtu dari warga inisiatif melakukan penutupan itu. Berdasarkan dari penutupan sebelumnya ini lebaran kemarin jika menutup sementara untuk akses ke sana. Tapi ternyata diprovokasi warga sana ditumpuk-tumpukin sampai kita pun beberapa kali dihancurkan gitu. Akhirnya eksekusi hari Sabtu itu sebetulnya sudah ada informasi ke sana cuma ditolak suratnya,” jelasnya.
Ridho mengatakan alasan warga RW 4 menolak jembatan pintas itu demi keamanan warga. Sebab sudah banyak terjadi aksi pencurian melalui jembatan tersebut.
“Alasannya (menolak jembatan) memang tidak ada jalan ke sana terhadap lingkungan kita tapi kesepakatan tahun 2020 dulu itu kita sepakat di portal dengan catatan pejalan kaki diperbolehkan. Akhirnya banyak sekali kejadian disini yang sempet kita ada maling lewat ke sana lari ke sana. Ya kita akhirnya nggak mau salah-salahan aja,” jelasnya.
Pemkot Depok Beri Solusi
Wakil Wali Kota (Wawalkot) Depok Chandra Rahmansyah mendatangi langsung jembatan pintas tersebut. Solusinya, untuk sementara jembatan tersebut akan dibuka tutup sesuai jam operasional sembari mencari solusi.
“(Solusi) Sementara, jadi sementara nih yang pasti ini akan dibuka (jembatan). Akan dibuka, dan situasional artinya pada jam-jam tertentu akan ditutup. Kuncinya dipegang oleh sekuriti perumahan ini,” ujar Chandra di lokasi.
Kedua, jembatan yang sudah dibongkar akan diperbaiki warga RW 4. Jembatan tersebut akan dibuka pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB.
“Kedua, perbaikan jembatan yang rusak kemarin akan diperbaiki oleh pihak perumahan ini. Seperti itu. Untuk kesepakatannya tadi. Tadi, tadi tuh Pak Camat. Jam 6 pagi dibuka, jam 6 sore ditutup,” tutupnya.
Saksikan Live infoSore :