PT Pertamina (Persero) mengungkapkan program pemberdayaan perempuan melalui berbagai program sosial yang menyasar sektor ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Perusahaan energi nasional ini telah membina lebih dari 12.000 pelaku UMKM perempuan, 1.000 anggota Kelompok Wanita Tani, serta 35 ribu penerima manfaat edukasi kesehatan ibu dan anak lewat program Sehati (Sehat Anak Tercinta dan Ibu).
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, pemberdayaan perempuan dijalankan Pertamina lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan tujuan menciptakan perempuan yang mandiri, produktif, serta mampu menggerakkan ekonomi desa.
“Melalui perempuan yang mampu berdaya dan berkarya, kami meyakini perempuan dapat menjadi sumber energi penggerak pembangunan bangsa,” pungkas Fadjar dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).
Sepanjang 2024, Pertamina mencatat telah membina 12.677 UMKM perempuan melalui Rumah BUMN, UMK Academy, serta program pendanaan UMK (PUMK). Beberapa di antaranya bahkan telah berhasil memasarkan produk ke pasar internasional. Inisiatif ini sejalan dengan misi pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan melalui pembangunan dari desa.
Dari sisi internal perusahaan, Pertamina juga menunjukkan keseriusan dalam mendorong kesetaraan gender. Hingga akhir 2024, tercatat 18,4% posisi pimpinan di Pertamina Group diisi oleh perempuan. Jumlah pekerja perempuan juga meningkat menjadi 20,3% dari total tenaga kerja, naik dari 19,4% pada 2023.
“Spirit Kartini menginspirasi leader perempuan di Pertamina Group untuk memberikan kinerja terbaik dalam memperkuat operasional perusahaan,” ujarnya.
Salah satu contoh nyata adalah Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production, Eva Fadlila. Ia mengapresiasi langkah Pertamina dalam memberi ruang bagi perempuan di industri hulu migas yang umumnya didominasi laki-laki.
“Saat ini banyak perempuan yang menduduki posisi strategis di industri hulu migas. Saya yakin semakin banyak perempuan yang akan turut andil membentuk masa depan energi Indonesia dan dunia,” kata Eva.
Sebagai pelopor transisi energi, Pertamina juga terus memperkuat kontribusinya terhadap target net zero emission 2060. Upaya ini dikawal melalui penerapan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance) dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).