Pesan Kapolda Riau Jaga Alam Lewat Puisi ‘Tanah Melayu’

Posted on

melakukan pendekatannya yang unik dalam mengampanyekan kepedulian terhadap alam dan lingkungan. Kali ini, ia menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga alam melalui .

Irjen Herry Heryawan membacakan puisi tersebut saat menghadiri Festival Budaya Melayu di Rumah Singgah Tuan Kadi, di Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, pada Sabtu (14/6/2025). Acara yang digelar rutin setiap akhir pekan ini juga dihadiri oleh Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho.

Dalam sambutannya, Irjen Herry Heryawan menyampaikan dirinya memberanikan diri membacakan puisi tersebut untuk menyampaikan pesan mencintai lingkungan lewat budaya dengan semangat untuk

“Beberapa jam yang lalu melihat puisi, kemudian saya meresapi, tentunya dengan semangat kita semua termasuk semangat Pak Wali Kota membersihkan sampah-sampah, termasuk melakukan penanaman pohon,” kata Irjen Herry Heryawan.

Dalam konteks penanaman pohon yang terus digelorakan, Irjen Herry menekankan pentingnya keadilan tidak hanya bagi sesama manusia, tetapi juga bagi lingkungan dan alam.

“Semangat ini adalah semangat untuk memberikan bukan saja rasa adil kepada sesama manusia, lingkungan kita tapi semangat untuk menumbuhkan keadilan kepada lingkungan dan keadilan kepada alam,” lanjutnya.

Melalui syair yang syarat makna, Kapolda mengajak seluruh elemen masyarakat untuk merenungkan kembali peran dan tanggung jawab dalam merawat bumi sebagai titipan, bukan sekadar warisan.

Berikut petikan puisi yang dibacakan Irjen Herry Heryawan:

Tanah Melayu

Kami bersaksi
Bahwa kami pernah hidup di antara daun yang bersujud
Bahwa kami pernah menyusui bumi dari peluh petuah

Wahai anak Melayu!
Jika kau cinta tanah ini
Maka cintailah angin
Maka jagalah sungai
Maka rawatlah hutan
Karena di situlah nenek moyangmu
Menitipkan hidup, bukan sekadar warisan
Tapi amanah

Di tanah Melayu, aku tak sekadar membaca syair
Aku bersaksi atas luka
Aku berjanji atas cinta
Dan aku berseru

Bumi ini bukan warisan
Tapi titipan yang harus kita pulangkan
Dalam keadaan utuh, beradab dan bertuah

Tuah jalan ada pada alurnya
Tuah Laut ada pada ombaknya
Tuah hutan ada pada rimbanya
Tuah Manusia ada pada budi baik kita
Dalam menjaga bumi dan alam
Melindungi tuah, menjaga marwah
Takkan Melayu hilang di bumi

Puisi yang diciptakan oleh penyair Nandika Putra dan Irjen Herri ini mengandung pesan tegas mengingatkan bahwa bumi dan alam adalah amanah, bukan sekadar warisan yang bisa diperlakukan semena-mena. Ini adalah titipan yang harus dikembalikan dalam keadaan utuh, beradab, dan bertuah.

Kapolda Herry mengaitkan inti puisi ini dengan filosofi lokal yang dipegang teguh Polda Riau: “Tuah jalan ada pada alurnya, Tuah Laut ada pada ombaknya, Tuah hutan ada pada rimbanya, Tuah Manusia ada pada budi baik kita dalam menjaga bumi dan alam.”

Dengan demikian, semangat ‘Melindungi Tuah Menjaga Marwah’ yang selama ini digaungkan Polda Riau semakin kuat maknanya, bahwa menjaga lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari menjaga kehormatan dan identitas Melayu itu sendiri, sejalan dengan adagium “Takkan Melayu hilang di bumi.” Pesan ini sekaligus menjadi seruan bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam demi masa depan.