Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan memberikan pesan sebelum melepas peserta. Selepas kegiatan itu, ia meminta para peserta untuk tidak meninggalkan sampah di Tahura Sultan Syarif Hasyim.
“Sebelum pulang ke rumah masing-masing, lakukan korve. Tinggalkan hutan Tahura ini seperti sedia kala,” kata Irjen Herry Heryawan, di Tahura Sultan Syarif Hasyim, Minas Jaya, Kabupaten Siak, Minggu (27/4/2025).
Irjen Herry Heryawan meminta agar para peserta membersihkan sampah di sekitar lokasi jambore.
“Bawa sampah-sampah itu, buang pada tempatnya,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, jenderal bintang dua yang akrab disapa Herimen itu memberikan hadiah berupa tunas pohon kepada para peserta.
“Saya berikan pohon ini, tanam di rumah kalian masing-masing dan rawatlah pohon ini,” imbuhnya.
menganalogikan para peserta jambore–yang merupakan pelajar SMA dan mahasiswa–sebagai tunas pohon. Pohon membutuhkan sinar matahari dan pupuk agar bisa tumbuh dengan baik.
Sehingga kelak, pohon itu akan tumbuh dan berkembang memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar.
“Adik-adik ini seperti tunas yang akan tumbuh menjadi pohon. Pohon itu memiliki batang yang kokoh tempat bersandar, ranting yang kuat tempat bergantung, punya daun yang rimbun tempat bernaung dan punya akar yang kuat tempat kita bersila,” jelasnya.
Lulusan Akpol 1996 ini berharap apa yang telah ditanamkan selama tiga hari Jambore Karhutla 2025 ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Herry juga meminta para peserta menggelorakan semangat menjaga hutan dan alam dari kebakaran dan kabut asap melalui media sosial masing-masing.
“Sebarkan di medsos masing-masing dengan tagar jambore karhutla Riau, melindungi tuah menjaga marwah, dan Riau bebas karhutla,” ujarnya.
Jambore Karhutla 2025 ini pertama kali diselenggarakan di Indonesia dan merupakan momen langka, sekaligus momen bersejarah dimulainya gerakan menjaga kelestarian alam dan mencegah kebakaran hutan dan lahan di Bumi Lancang Kuning.
Dengan menyebarluaskan kegiatan ini, diharapkan menularkan nilai-nilai positif kepada masyarakat lain yang tidak berkesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
“Ini kesempatan langka yg kita jalani bersama. Maksud tagar itu memberikan pemahaman kepada teman-teman, saudara kita yang tidak bisa ikut bahwa kita harus meningkatkan kesadaran untuk menjaga alam dan lingkungan kita, jangan sampai terjadi kebakaran hutan,” pungkasnya.