PMII Tantang Anggotanya untuk Mendominasi PKB dan PBNU baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Ketua Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (), Fathan Subchi, merespons soal anggotanya yang disebut kurang mendominasi PKB dan PBNU. Fathan mengatakan hal ini merupakan tantangan PMII sebagai motor penggerak untuk mengisi posisi strategis di politik dan pemerintahan.

Mulanya, Ketua Majelis Pembina Operasi IKA PMII, Andi Jamro Dulung menjelaskan kondisi anggota PMII di PBNU. Andi menyebut PBNU dengan simbol Kramat Raya 164.

“Persoalannya adalah kita ini kan alumni PMII. Saya ingin teman-teman objektif melihat Kramat Raya 164. Ya, Ini ada Ketua PBNU ada di sini, 4 penandatanganan dokumen resmi NU; rois aamiin, katib aamiin, ketua umum, sekjen, zero PMII. Nol PMII pak,” ujar Andi dalam sambutannya di acara tasyakuran harlah PMII ke-65 dan halalbihalal di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis (1/5/2025).

“Dan saya kira ada di antara kita yang bekerja untuk itu. Hebat di forum ini ini. Hasilnya itu empat penandatangan tidak ada PMII,” imbuhnya.

Andi kemudian menjelaskan kondisi PMII di PKB. Dia menyebutnya dengan simbol Raden Saleh.

“Yang kedua Raden Saleh. Hayo, dari 68 anggota DPR RI saya sudah hitung, ini Pak Cucun, hanya 28 PMII. 40 di antaranya non PMII. Yang tanda tangan siapa? Hahaha non PMII pak,” ujarnya.

Andi menyinggung konsep Presiden ke-4 RI, Gus Dur atau K.H. Abdurrahman Wahid soal menguasai parlemen. Dia mengatakan PMII masih punya pekerjaan rumah (PR) di PBNU dan PKB.

“Jadi menurut saya hadirin, kalau konsep Gus Dur yang mau kita pakai adalah menguasai parlemen maka ini kerjanya Pak Jazil, kerjanya Pak Nusron. Harus mendapat pekerjaan yang khusus, ada Mba Luku, eh ada Mas Mujib dari Golkar,” ujar Andi.

“Sebagai ketua majelis pembina, saya merasa sudah cukup menyampaikan PR ini kepada teman-teman. Pertama PR-nya adalah Kramat Raya 164, yang kedua Raden Saleh tolong dipelihara dengan baik,” imbuhnya.

Ditemui di sela acara, Fathan Subchi merespons pernyataan Andi tersebut. Dia ingin anggotanya tak ketinggalan kereta dalam menduduki posisi strategis di politik.

“Ya itu salah satu distribusi kader, jangan sampai posisi-posisi politik yang bagus, posisi-posisi pemerintahan kita ketinggalan kereta. Kita ini kan aktivis, kita kan pergerakan, kita ini kan di didik, di kader dalam pengkaderan untuk menjadi pemimpin. We are the leader,” ujarnya.

Dia mengatakan PMII di didik menjadi seorang pemimpin. Dia mengatakan kurangnya dominasi PMII di PKB dan PBNU juga merupakan sebuah tantangan.

“Tentu tantangan kita supaya menjadi salah satu motor penggerak, tentu semuanya adalah untuk hikmat umat,” ujarnya.

Sebagai informasi, acara ini dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Kemudian, Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin, Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro, Wakil Menteri BUMN, Aminuddin Ma’ruf. Hadir juga mantan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dan Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *