Polisi mengumumkan hasil identifikasi 2 yang ditemukan dalam gedung di Kwitang yang terbakar pada akhir Agustus lalu adalah M Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo. Dari hasil penelusuran terungkap, Farhan ternyata sempat menggadaikan handphonenya sebelum terjadinya kerusuhan.
Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, pun mengungkap runutan penelusuran Farhan dan Reno hingga terungkap jasadnya teridentifikasi terbakar. Hal itu disampaikan Putu dalam konferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
Awalnya, Polda Metro Jaya membentuk tim pencarian orang hilang yang terjadi dalam periode kerusuhan di wilayah Kwitang Jakarta Pusat. Dari hasil penelusuran mengerucut ada 4 orang hilang, yaitu Eko, Bima, Farhan dan Reno.
Di saat yang sama polisi juga melakukan olah TKP gedung Kwitang yang terbakar. Kemudian polisi menemukan Eko dan Bima berada di wilayah Kalteng dan Jateng, sementara hasil penelusuran komunikasi Farhan dan Reno terakhir berada di Kwitang pada saat kerusuhan.
“Kemudian periodisasi tanggal 23-29 September, tim sudah mulai menganalisis pengumpulan hasil penelusuran komunikasi dan digital Saudara Farhan tanggal 3 sampai 23 September, dengan hasil kita temukan fakta bahwa saudara Farhan telah menggadaikan handphonenya di daerah Jakarta Utara sebelum periodisasi kerusuhan terjadi,” kata Putu.
Pihaknya juga memeriksa keluarga, saksi dan teman Farhan dan Reno untuk mengonfirmasi keberadaan keduanya pada akhir Agustus tersebut. Kemudian polisi menyimpulkan keduanya berada di Kwitang pada akhir Agustus lalu.
“Kami juga mengumpulkan dan membahas hasil permintaan keterangan hasil penelusuran keluarga, teman, saksi dan penelusuran jejak aktivitas dan saudara Reno. Kami berkesimpulan bahwa saudara Farhan dan saudara Reno terakhir terlihat di tanggal 29 Agustus 2025 di sekitar daerah Kwitang,” katanya.
Polisi mengumumkan hasil tes DNA terhadap dua yang ditemukan dalam gedung di Kwitang, Jakarta Pusat, yang terbakar pada akhir Agustus lalu. Polisi mengatakan dua kerangka itu identik dengan DNA dari dua keluarga orang yang hilang.
Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti mengatakan kerangka itu diterima dalam dua kantong jenazah. Yakni, kantong jenazah 0080 dan 0081.
Pemeriksaan kemudian dilakukan terhadap gigi dan sampel DNA. Hasilnya, kerangka itu identik dengan sampel keluarga dari dua orang yang hilang, yakni M Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo.
“Nomor posmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputeradewo anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin,” kata Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti dalam konferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
“Nomor posmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid anak biologis dari Bapak Hamidi,” sambungnya.
Sebelumnya, polisi menyelidiki temuan dua kerangka manusia di gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat. Gedung itu terbakar pada 29 Agustus dan dua kerangka baru ditemukan pada Kamis (30/10). Polisi mengambil sampel DNA dari keluarga dua orang yang dilaporkan hilang sejak 29 Agustus lalu.
“Sudah ada, keluarga dari yang dilaporkan hilang oleh KontraS sudah ambil data DNA pembanding di RS Kramat Jati dan Labfor Polri,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Saputra saat dikonfirmasi, Minggu (2/11).
Hasil Tes DNA Kerangka di Gedung Kwitang
Polisi mengumumkan hasil tes DNA terhadap dua yang ditemukan dalam gedung di Kwitang, Jakarta Pusat, yang terbakar pada akhir Agustus lalu. Polisi mengatakan dua kerangka itu identik dengan DNA dari dua keluarga orang yang hilang.
Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti mengatakan kerangka itu diterima dalam dua kantong jenazah. Yakni, kantong jenazah 0080 dan 0081.
Pemeriksaan kemudian dilakukan terhadap gigi dan sampel DNA. Hasilnya, kerangka itu identik dengan sampel keluarga dari dua orang yang hilang, yakni M Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo.
“Nomor posmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputeradewo anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin,” kata Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti dalam konferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
“Nomor posmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid anak biologis dari Bapak Hamidi,” sambungnya.
Sebelumnya, polisi menyelidiki temuan dua kerangka manusia di gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat. Gedung itu terbakar pada 29 Agustus dan dua kerangka baru ditemukan pada Kamis (30/10). Polisi mengambil sampel DNA dari keluarga dua orang yang dilaporkan hilang sejak 29 Agustus lalu.
“Sudah ada, keluarga dari yang dilaporkan hilang oleh KontraS sudah ambil data DNA pembanding di RS Kramat Jati dan Labfor Polri,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Saputra saat dikonfirmasi, Minggu (2/11).
