Presiden Prabowo Subianto meluncurkan (Gerina) yang digagas Ustaz Adi Hidayat. Adi Hidayat mengatakan Gerakan Indonesia Menanam ini tak lepas dari peran Wamentan Sudaryono.
Adi Hidayat menceritakan awal mula dirinya membentuk Gerina. Dia mengatakan pada awal Januari 2025 menghubungi Sudaryono untuk membahas dan meminta arahan terkait peran ulama, tokoh agama dan masyarakat untuk terlibat langsung dalam program strategis nasional demi tercapainya ketahanan pangan.
“4 Januari 2025 kami menghubungi Pak Wamentan Sudaryono, untuk mendapatkan paparan dan arahan tentang program pemerintah terkait ketahanan pangan ini guna mendengar melihat dan mengamati apa sekiranya dari kami para ulama masyarakat bisa memberikan pendampingan penguatan dan kebersamaan untuk mewujudkan apa yang diharapkan itu,” kata Adi Hidayat, dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).
Cerita itu disampaikan Adi Hidayat di hadapan Prabowo, Mentan Andi Amran Sulaiman dan Menko Pangan Zulkifli Hasan saat peluncuran di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (23/4) kemarin.
Adi Hidayat kemudian menyampaikan, hasil pertemuan dengan Sudaryono, dirinya langsung berkomunikasi dengan para kolega termasuk para tokoh agama dan ulama. Adi Hidayat berkomunikasi dengan para tokoh mulai dari Aceh hingga Papua.
“Maka dirumuskan lah kita membuat suatu gerakan yang memberikan kesadaran ketahanan pangan, sehingga semua punya kesadaran dan keinginan untuk menanam. Maka diluncurkan lah Gerakan Indonesia Menanam kita singkat dengan nama GERINA,” jelasnya.
Setelah itu, Adi Hidayat bersama timnya terbang ke Korea, Jepang, dan Mesir untuk melakukan riset dan menyusun naskah akademik agar tanaman yang ditanam masyarakat bisa ditanam dengan baik. Selain itu, kunjungan ke negara-negara tersebut juga agar secara akademik dan ilmiah bisa dipertanggungjawabkan.
“Maka saya laporkan Pak Mentan, saya dapat lahan ini. Tidak mudah mengolah lahan ini karena ternyata ini lahan PMK (Podsolik Merah Kuning atau lahan yang kurang subur dan memiliki pH rendah). Lahan yang mustahil dan sulit untuk ditanami. Maka apa yang kami lakukan, bapak boleh cek ke Pak Mentan dan ke dinas bagaimana ini status lahannya apakah punya potensi untuk ditanam atau tidak,” Paparnya.
Pada saat peluncuran Gerina, Adi Hidayat menyampaikan langsung ke Prabowo kalau Mentan Amran kerap menanyakan jenis pupuk yang digunakan untuk lahan ini. Sebab, menurutnya terjadi anomali, di mana lahan yang tidak mungkin bisa subur untuk ditanam tiba-tiba bisa tumbuh seluas 7200 m2.
“Maka saya katakan, saya buka hari ini, ini metode dan pupuknya adalah pupuk Pancasila yang berlandaskan pada Asta Cita. Sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka kita implementasikan, kami undang saudara saudari kami yang beragama Kristen, Hindu dan Budha serta dari yang lain-lainnya supaya kita bersatu padu, dalam konsep menanam ini secara universal dalam nilai ke-Islaman,” ungkapnya.
“Tadi bapak juga mendengarkan ayat Al-Quran di surat Yusuf ayat 44 Yang kurang lebih maknanya adalah mestilah di suatu negeri itu kalau ingin kokoh maka harus kokoh ketahanan pangannya, harus mulai menanam supaya rakyatnya tidak lapar dan mendapat makan sehingga memiliki visi ke depan yang jauh,” Tambah UAH menjelaskan.
Selain berdoa, metode ilmiah juga harus digunakan untuk mendukung peningkatan produksi sesuai masa tanamnya. Adi Hidayat kemudian menyampaikan lahan tersebut kini tumbuh padi, singkong hingga jagung.
“Maka yang kedua kita hadirkan kebaharuan-kebaharuannya yang dilakukan untuk memenuhi rasa keadilan, yang dilakukan dengan adab, sehingga menimbulkan nilai kemanusiaan yang baik. Maka Pak Presiden izin kami sampaikan, ini ada program si opung (solusi olah padi terapung). Maka ini kami hadirkan contoh, dalam 3 bulan ini sudah bisa dipanen insyaallah,” Terangnya.
Adi Hidayat menyampaikan program Si Opung bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menanam namun tidak memiliki pekarangan atau areal tanam yang luas. Dia mengatakan caranya dengan memanfaatkan lahan membuat kolam ikan.
“Kalau pesantren pesantren punya empang atasnya padi lahan bawahnya bisa ikan, maka program MBG bisa di suport dari ketahanan pangan yang kita buat melalui inovasi ini. Jadi kalau di sana MBG makan bergizi gratis kalau di sini MBG Menanam Bersama Gerina,” katanya.
Selain Si Opung, pihaknya juga melakukan riset dengan membuat pot bag atau planter bag dengan ukuran, bentuk, bahkan potensi gramasi yang bisa mendukung penanaman padi apung bisa tumbuh subur.
“Jadi jika satu keluarga ada lima orang, dia tidak punya lahan tapi ingin menanam maka kami sudah susun sekian pot untuk padi, supaya tidak meluas kami buatkan sistem rak ke atasnya, maka disimulasikan dalam tiga kali panen dalam satu musim bila dihitung dengan biaya beli secara manual itu masih bisa menabung dari Rp 100 ribu hingga Rp 700 ribu,” Jelasnya.
Dalam peluncuran itu, Prabowo turut memuji Adi Hidayat selaku penggagas Gerinda. Prabowo menilai Adi Hidayat ulama visioner yang berwawasan Pancasila dan merangkul semua umat beragama.
“Saya bahagia hari ini ada seorang ulama, ada seorang ustadz yang visioner, pemikirannya luar biasa, yang terutama adalah ulama pemimpin Islam tapi yang wawasannya Pancasila, yang mengajak semua umat yang berbeda agama. Semua umat walaupun berbeda agama dianggap keluarga sendiri, dianggap saudara sendiri, inilah Indonesia yang kita cintai, Indonesia yang terus akan bangun dan bangkit menjadi negara yang aman, yang damai, yang kuat,” ujarnya.
Prabowo berharap apa yang dirintis Adi Hidayat ini membawa Indonesia menjadi negara yang berhasil di sektor ketahanan pangan. Menurutnya, gerakan ini perlu didukung.
“Saya terima kasih pada tokoh-tokoh seperti Ustaz Adi Hidayat ini. Kita bayangkan semua masyarakat bisa ikut serta dalam kebangkitan bangsa Indonesia,” ujarnya.