Prediksi Hujan Lebat Sepekan ke Depan saat Nataru, Ini Daftar Wilayahnya

Posted on

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah di sejumlah wilayah Indonesia menjelang periode . Aktifnya Monsun Asia jadi pemicu utama meningkatnya suplai massa udara basah yang diprediksi akan berdampak pada mobilitas tinggi masyarakat di akhir tahun.

Mengutip dari situs resmi BMKG, Rabu (24/12), dalam periode sepekan ke depan, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di:

“Namun, secara klimatologis, wilayah yang perlu diwaspadai meliputi Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua Selatan. Peningkatan curah hujan ini diperkirakan terjadi mulai akhir Desember hingga awal Januari 2026,” kata Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, dalam Konferensi Pers Perkembangan Harian pasca bencana Hidrometeorologi Sumatra di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (23/12).

Sementara itu, terkait kondisi di wilayah yang baru saja terdampak , yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, secara umum dalam sepekan ke depan, kondisi cuaca di ketiga provinsi tersebut diprediksi relatif kondusif. Berdasarkan hasil analisis BMKG, wilayah tersebut didominasi warna hijau pada peta prediksi, yang artinya curah hujan masuk kategori ringan atau kurang dari 20 mm per hari.

“Meski demikian, beberapa titik di Aceh masih masuk kategori kuning (hujan sedang), sehingga masyarakat tetap diminta waspada,” lanjutnya.

Guna mempercepat proses pemulihan (recovery) di lapangan, BMKG bersama BNPB terus mengaktifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Operasi ini terbukti efektif menurunkan intensitas curah hujan sebesar 23,35% di Aceh, 15,48% di Sumut, dan 20,23% di Sumbar.

Selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, BMKG merekomendasikan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada dalam menghadapi dinamika cuaca. Masyarakat bisa memperhatikan potensi hujan lebat disertai angin kencang yang dapat memicu banjir dan longsor, terutama di wilayah perbukitan dan pesisir.

Di sisi lain, masyarakat perlu berhati-hati dalam merencanakan perjalanan darat, laut, dan udara, serta kegiatan wisata di luar ruangan saat malam pergantian tahun. Oleh karenanya, masyarakat dan stakeholder terkait bisa memantau perkembangan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG.

BMKG memantau cuaca secara real-time melalui ribuan sensor dan radar di seluruh Indonesia untuk memberikan informasi tercepat jika terjadi perubahan cuaca signifikan.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan bahwa updating kondisi cuaca yang dikeluarkan selama periode Nataru oleh BMKG tidak untuk menghalangi masyarakat untuk beraktifitas di akhir tahun. Namun demikian, informasi BMKG dapat dijadikan rujukan untuk mengenali potensi risiko bencana di tempat masyarakat berkegiatan.

“Sekali lagi tentu saja kondisi cuaca ini tidak untuk menghalangi masyarakat untuk berakhir tahun menikmati waktu bersama keluarga. Ketika akan beraktifitas di luar ruangan kenali jalur evakuasi titik kumpul dan selalu update informasi BMKG,” pungkasnya.

Imbauan untuk Masyarakat

Selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, BMKG merekomendasikan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada dalam menghadapi dinamika cuaca. Masyarakat bisa memperhatikan potensi hujan lebat disertai angin kencang yang dapat memicu banjir dan longsor, terutama di wilayah perbukitan dan pesisir.

Di sisi lain, masyarakat perlu berhati-hati dalam merencanakan perjalanan darat, laut, dan udara, serta kegiatan wisata di luar ruangan saat malam pergantian tahun. Oleh karenanya, masyarakat dan stakeholder terkait bisa memantau perkembangan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG.

BMKG memantau cuaca secara real-time melalui ribuan sensor dan radar di seluruh Indonesia untuk memberikan informasi tercepat jika terjadi perubahan cuaca signifikan.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan bahwa updating kondisi cuaca yang dikeluarkan selama periode Nataru oleh BMKG tidak untuk menghalangi masyarakat untuk beraktifitas di akhir tahun. Namun demikian, informasi BMKG dapat dijadikan rujukan untuk mengenali potensi risiko bencana di tempat masyarakat berkegiatan.

“Sekali lagi tentu saja kondisi cuaca ini tidak untuk menghalangi masyarakat untuk berakhir tahun menikmati waktu bersama keluarga. Ketika akan beraktifitas di luar ruangan kenali jalur evakuasi titik kumpul dan selalu update informasi BMKG,” pungkasnya.

Imbauan untuk Masyarakat