Presiden Pezeshkian Tinjau Lokasi Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran

Posted on

Presiden Iran, meninjau Pelabuhan Iran lokasi ledakan dahsyat yang menewaskan puluhan orang. Pezeshkian menyampaikan kedatangannya untuk menampung ada tidaknya persoalan yang perlu ditindaklanjuti pemerintah.

“Kami datang untuk melihat langsung apakah ada hal atau masalah yang dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah,” kata Pezeshkian dilansir AFP, Minggu (27/4/2025).

Pezeshkian memastikan pemerintah akan merawat korban yang kehilangan keluarga. Selain itu, dia menyebut pemerintah akan mengobati korban luka-luka.

“Kami akan berusaha untuk merawat keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai, dan kami pasti akan merawat orang-orang terkasih yang terluka,” katanya.

Pezeshkian sebelumnya telah memerintahkan penyelidikan atas penyebab ledakan tersebut. Kedutaan Besar Rusia mengatakan Moskow mengirimkan beberapa “pesawat yang membawa spesialis” untuk membantu memadamkan api.

Menurut Kementerian Situasi Darurat Rusia, salah satu pesawat tersebut adalah pesawat pemadam kebakaran khusus. The New York Times mengutip seseorang yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah keamanan, yang mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat, bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Reza Talaei-Nik kemudian mengatakan kepada TV pemerintah bahwa “tidak ada kargo yang diimpor atau diekspor untuk bahan bakar militer atau penggunaan militer di daerah tersebut”.

Kantor bea cukai pelabuhan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan berbahaya dan kimia.

Media lokal Iran melaporkan bahwa korban tewas akibat ledakan dahsyat itu mencapai 25 orang. Sedangkan ratusan orang lainnya terluka. Data korban ini mungkin saja akan terus bertambah.

Adapun ledakan itu terjadi pada hari Sabtu (26/4) di Pelabuhan Shahid Rajaee di Iran selatan, dekat Selat Hormuz, yang dilalui seperlima dari produksi minyak dunia.