Presiden Suriah ke Rusia, Minta Putin Serahkan Assad

Posted on

Presiden sementara , , melakukan kunjungan pertamanya ke pada Rabu (15/10) waktu setempat. Dalam kunjungan ini, Sharaa akan meminta Presiden untuk menyerahkan mantan penguasa Suriah, , yang kabur ke Rusia usai digulingkan dari kekuasaan.

“Sharaa akan meminta Presiden Rusia untuk menyerahkan semua individu yang melakukan kejahatan perang dan berada di Rusia, terutama Bashar al-Assad,” ungkap seorang pejabat pemerintah Suriah, yang meminta identitasnya dirahasiakan, seperti dilansir AFP, Rabu (15/10/2025).

Assad yang digulingkan pada Desember tahun lalu setelah berkuasa lama di Suriah, diketahui mencari perlindungan di Moskow, ibu kota Rusia.

Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa Sharaa tiba di Rusia pada Rabu (15/10) untuk “kunjungan resmi guna melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, mengenai hubungan bilateral antara kedua negara dan perkembangan regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama”.

Dituturkan pejabat pemerintah Suriah itu kepada AFP pada Selasa (14/10) bahwa Sharaa dan Putin juga akan membahas “isu-isu ekonomi terkait investasi, status pangkalan Rusia di Suriah, dan isu mempersenjatai kembali militer Suriah yang baru”.

Rusia merupakan sekutu utama Assad selama 14 tahun perang sipil berkecamuk di Suriah.

Setelah memberikan dukungan diplomatik di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Moskow melakukan intervensi militer untuk mendukung Assad pada tahun 2015 dengan pengeboman udara besar-besaran di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.

Meskipun demikian, para penguasa Islamis baru di Suriah mengupayakan hubungan damai dengan Rusia.

Ketidakpastian telah membayangi nasib pangkalan angkatan laut Rusia yang ada di Tartus, kota pelabuhan terbesar kedua di Suriah, dan pangkalan udaranya di Hmeimim sejak Assad digulingkan.

Setelah memberikan dukungan diplomatik di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Moskow melakukan intervensi militer untuk mendukung Assad pada tahun 2015 dengan pengeboman udara besar-besaran di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.

Meskipun demikian, para penguasa Islamis baru di Suriah mengupayakan hubungan damai dengan Rusia.

Ketidakpastian telah membayangi nasib pangkalan angkatan laut Rusia yang ada di Tartus, kota pelabuhan terbesar kedua di Suriah, dan pangkalan udaranya di Hmeimim sejak Assad digulingkan.