Memanasnya perang antara Israel dan Iran membuat sejumlah negara khawatir dengan keselamatan warganya yang tengah berada di sana. Sejumlah negara pun berencana mengevakuasi warganya.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan rencana evakuasi warganya dari Israel. Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), duta besar AS untuk Israel mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warga Amerika melalui udara dan laut.
Hal itu disampaikan saat perang Israel dengan Iran berkecamuk untuk hari keenam. Kedutaan sedang “mengerjakan penerbangan evakuasi & keberangkatan kapal pesiar” untuk “warga negara Amerika yang ingin meninggalkan Israel,” tulis Duta Besar Mike Huckabee di X.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Inggris pada Selasa (18/6/2025) mengatakan anggota keluarga staf diplomatik Inggris di Israel telah “ditarik sementara” karena Iran dan Israel terus saling tembak.
Keluarga staf yang bekerja di kedutaan Inggris di Tel Aviv dan konsulat di Yerusalem “ditarik sementara sebagai tindakan pencegahan”, kata Kantor Luar Negeri, seraya menambahkan bahwa staf di misi tersebut tetap tinggal.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Sugiono menyampaikan evakuasi telah disusun oleh pemerintah melalui jalur darat. Evakuasi dilakukan lewat jalur darat karena pesawat tidak bisa memasuki wilayah udara Iran.
“Pesawat tidak bisa ke sana. Satu-satunya jalur darat,” ujar Sugiono di St. Petersburg, Rusia, Rabu (18/6) waktu setempat dilansir Antara, Kamis (19/6/2025).
Sebanyak 380 WNI berada di wilayah Iran dan mayoritas tinggal di kota Teheran. Pemerintah Indonesia menilai situasi di Iran semakin tidak kondusif seiring meningkatnya intensitas serangan, yang tidak hanya menyasar target militer, tetapi juga sasaran sipil.
Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Luar Negeri telah memerintahkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran untuk melakukan asesmen terhadap rencana evakuasi dan menjalankan langkah-langkah kontingensi.
Status kesiagaan di Kedubes RI di Teheran juga saat ini telah meningkat dari siaga 2 menjadi siaga 1. Sugiono mengatakan komunikasi dengan negara-negara tetangga Iran sudah dilakukan untuk memastikan kemudahan akses lintas perbatasan apabila evakuasi WNI harus dilakukan.
“Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan negara tetangga Iran memohon supaya pada saat terjadi evakuasi nanti, warga negara kita diberi kemudahan melewati perbatasannya karena situasinya juga yang semakin tidak menguntungkan,” katanya.
Kemlu RI juga telah menjalin komunikasi intensif dengan seluruh WNI di Iran untuk memastikan mereka terus terhubung dengan pihak KBRI agar dapat segera merespons apabila proses evakuasi dijalankan sewaktu-waktu.
“Mengingat situasi yang semakin tegang di Timur Tengah, kami telah memutuskan untuk memindahkan pesawat Self-Defense Forces (militer Jepang) ke Djibouti,” kata juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025).
Hayashi menyampaikan kedutaan besar Jepang di Iran dan Israel saat ini tengah bersiap mengevakuasi warganya. Evakuasi dilakukan menggunakan bus.
Warga negar Jepang akan dievakuasi ke negara-negara tetangga.
“Itu bisa terjadi paling cepat Kamis,” imbuh Hayashi, yang menolak menjelaskan lebih lanjut karena masalah keamanan.
Sekitar 1.000 warga negara Jepang diyakini tinggal di Israel, dan sekitar 280 orang di Iran, kata Menteri Pertahanan Jepang Jenderal Nakatani, mengutip kementerian luar negeri Jepang.
Hayashi mengatakan bahwa pesawat angkut C-2 akan “bersiap siaga untuk merespons dengan cepat, jika pengangkutan warga negara Jepang diperlukan”.
Laporan media Jepang sebelumnya mengatakan Tokyo sedang bersiap untuk mengevakuasi sekitar 90 orang, termasuk warga negara Jepang dan anggota keluarga mereka, dari Iran dengan bus.
Para pejabat juga sedang mempersiapkan operasi terpisah untuk mengevakuasi warga negara Jepang dari Israel ke Yordania, demikian media Kyodo News melaporkan pada Rabu malam lalu
Hampir 3.000 warga Australia yang terjebak dalam konflik Israel dan Iran mulai dievakuasi. Upaya evakuasi disebut terhambat oleh rentetan rudal.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025), Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan rentetan rudal “terlalu berisiko” bagi pesawat sipil untuk mendarat di kedua negara tersebut.
Sekitar 1.500 warga Australia telah mendaftar untuk dievakuasi dari Iran, sementara lebih dari 1.200 orang berusaha keluar dari Israel, kata Wong pada Kamis (19/6).
Wong mengatakan bahwa terlalu berisiko untuk menggunakan pesawat sipil untuk mengevakuasi warga.
“Kami telah memanfaatkan kesempatan untuk mengeluarkan sekelompok kecil warga Australia dari Israel melalui penyeberangan perbatasan darat,” ujarnya kepada media Australia, ABC.
“Kami berusaha untuk mencoba dan melakukan lebih banyak hal seperti itu dalam 24 jam ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, pemerintah Selandia Baru mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menutup kedutaan besarnya di Iran, mengevakuasi dua anggota staf dan keluarga mereka ke Azerbaijan melalui jalur darat.
Tonton juga “Momen Kapal Pesiar Bawa Ribuan Turis Dievakuasi dari Israel” di sini:
Indonesia Akan Evakuasi WNI di Iran Lewat Darat
Jepang Juga Bersiap Evakuasi Warganya
Australia Mulai Evakuasi Ribuan Warga
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Sugiono menyampaikan evakuasi telah disusun oleh pemerintah melalui jalur darat. Evakuasi dilakukan lewat jalur darat karena pesawat tidak bisa memasuki wilayah udara Iran.
“Pesawat tidak bisa ke sana. Satu-satunya jalur darat,” ujar Sugiono di St. Petersburg, Rusia, Rabu (18/6) waktu setempat dilansir Antara, Kamis (19/6/2025).
Sebanyak 380 WNI berada di wilayah Iran dan mayoritas tinggal di kota Teheran. Pemerintah Indonesia menilai situasi di Iran semakin tidak kondusif seiring meningkatnya intensitas serangan, yang tidak hanya menyasar target militer, tetapi juga sasaran sipil.
Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Luar Negeri telah memerintahkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran untuk melakukan asesmen terhadap rencana evakuasi dan menjalankan langkah-langkah kontingensi.
Status kesiagaan di Kedubes RI di Teheran juga saat ini telah meningkat dari siaga 2 menjadi siaga 1. Sugiono mengatakan komunikasi dengan negara-negara tetangga Iran sudah dilakukan untuk memastikan kemudahan akses lintas perbatasan apabila evakuasi WNI harus dilakukan.
“Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan negara tetangga Iran memohon supaya pada saat terjadi evakuasi nanti, warga negara kita diberi kemudahan melewati perbatasannya karena situasinya juga yang semakin tidak menguntungkan,” katanya.
Kemlu RI juga telah menjalin komunikasi intensif dengan seluruh WNI di Iran untuk memastikan mereka terus terhubung dengan pihak KBRI agar dapat segera merespons apabila proses evakuasi dijalankan sewaktu-waktu.
Indonesia Akan Evakuasi WNI di Iran Lewat Darat
“Mengingat situasi yang semakin tegang di Timur Tengah, kami telah memutuskan untuk memindahkan pesawat Self-Defense Forces (militer Jepang) ke Djibouti,” kata juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025).
Hayashi menyampaikan kedutaan besar Jepang di Iran dan Israel saat ini tengah bersiap mengevakuasi warganya. Evakuasi dilakukan menggunakan bus.
Warga negar Jepang akan dievakuasi ke negara-negara tetangga.
“Itu bisa terjadi paling cepat Kamis,” imbuh Hayashi, yang menolak menjelaskan lebih lanjut karena masalah keamanan.
Sekitar 1.000 warga negara Jepang diyakini tinggal di Israel, dan sekitar 280 orang di Iran, kata Menteri Pertahanan Jepang Jenderal Nakatani, mengutip kementerian luar negeri Jepang.
Hayashi mengatakan bahwa pesawat angkut C-2 akan “bersiap siaga untuk merespons dengan cepat, jika pengangkutan warga negara Jepang diperlukan”.
Laporan media Jepang sebelumnya mengatakan Tokyo sedang bersiap untuk mengevakuasi sekitar 90 orang, termasuk warga negara Jepang dan anggota keluarga mereka, dari Iran dengan bus.
Para pejabat juga sedang mempersiapkan operasi terpisah untuk mengevakuasi warga negara Jepang dari Israel ke Yordania, demikian media Kyodo News melaporkan pada Rabu malam lalu
Jepang Juga Bersiap Evakuasi Warganya
Hampir 3.000 warga Australia yang terjebak dalam konflik Israel dan Iran mulai dievakuasi. Upaya evakuasi disebut terhambat oleh rentetan rudal.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025), Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan rentetan rudal “terlalu berisiko” bagi pesawat sipil untuk mendarat di kedua negara tersebut.
Sekitar 1.500 warga Australia telah mendaftar untuk dievakuasi dari Iran, sementara lebih dari 1.200 orang berusaha keluar dari Israel, kata Wong pada Kamis (19/6).
Wong mengatakan bahwa terlalu berisiko untuk menggunakan pesawat sipil untuk mengevakuasi warga.
“Kami telah memanfaatkan kesempatan untuk mengeluarkan sekelompok kecil warga Australia dari Israel melalui penyeberangan perbatasan darat,” ujarnya kepada media Australia, ABC.
“Kami berusaha untuk mencoba dan melakukan lebih banyak hal seperti itu dalam 24 jam ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, pemerintah Selandia Baru mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menutup kedutaan besarnya di Iran, mengevakuasi dua anggota staf dan keluarga mereka ke Azerbaijan melalui jalur darat.
Tonton juga “Momen Kapal Pesiar Bawa Ribuan Turis Dievakuasi dari Israel” di sini: