Warga merasa resah karena , Jakarta Barat, diduga menjadi tempat prostitusi sesama jenis pada malam hari. Dia pun meminta agar taman itu ditata ulang dan dijaga Satpol PP.
Dirangkum infocom, Sabtu (22/11/2025), terungkapnya Taman Daan Mogot diduga menjadi tempat prostitusi sesama jenis berawal dari Satpol PP Jakbar yang melakukan patroli. Pada Jumat (14/11) malam, Satpol PP mengamankan dua pria yang tengah ‘asik nongkrong’ di area taman tersebut.
Pemantauan dari patroli tim Satpol PP itu juga selaras dengan keterangan pedagang di sekitar lokasi. Para pedagang mengaku sering melihat pria-pria berdandan feminin datang ke area dalam taman menjelang tengah malam.
Kasatpol PP DKI Jakarta Satriadi Gunawan menyebut hasil patroli anggotanya menguatkan praktik asusila sesama jenis yang terjadi di Taman Daan Mogot.
“Benar adanya kegiatan asusila yang dilakukan pasangan sesama jenis laki-laki di Taman Daan Mogot, Jalan Daan Mogot Km 11,” kata Satriadi kepada wartawan, Senin (17/11).
Praktik prostitusi sesama jenis di Taman Daan Mogot itu membuat warga sekitar taman merasa rasah. Keresahan itu diungkap warga bernama Acong (60). Dia kerap melihat gerombolan pria datang larut malam ke area taman.
“Iya, kita mah ngiranya mancing atau cuma nongkrong biasa. Ternyata lagi begituan,” kata Acong saat ditemui di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu (22/11/2025).
Meski tidak pernah melihat langsung aktivitas asusila tersebut, Acong menyebut beberapa tanda mencurigakan sempat ditemukan, seperti bekas bungkus alat kontrasepsi hingga sampah bungkus rokok.
“Pernah ada yang nemu bekas kondom di sana, beberapa kali. Sekarang mah sudah dibersihin sama orang dinas taman,” ucapnya.
Menurutnya, aktivitas itu sudah terjadi sejak lama dan biasa berlangsung pada rentang pukul 22.00 hingga 00.00 WIB di bawah pohon rindang. Ia mengungkapkan kekhawatirannya karena aktivitas tersebut berlangsung di ruang publik dan dilakukan oleh orang-orang yang tampaknya masih sangat muda.
“Dulu mah tiap hari ada aja. Datang gerombolan bawa motor atau mobil. Kan sebelum dipangkas, pohonnya masih rindang dan gelap, jadi mereka leluasa,” ucap Acong.
“Pernah kita samperin. Nanya, ‘ngapain di sini? Udah malam’ Muka-mukanya masih kecil-kecil, muda-muda semua,” tambahnya.
Namun situasi mulai berubah, kata Acong, setelah Dinas Pertamanan melakukan pemangkasan pohon dan menambah lampu penerangan di area taman. Patroli rutin Satpol PP juga membuat kondisi lebih kondusif.
“Sekarang mah nggak ada yang begituan. Satpol PP tiap malam jagain. Lampu juga baru dipasang, jadi terang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Acong minta Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan ulang dan memperketat pengawasan di Taman Daan Mogot. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah kembali munculnya dugaan prostitusi sesama jenis di area tersebut.
“Warga maunya taman kan dipakai sesuai fungsinya aja lah, buat olahraga, mancing kek kan deket kali. Setidaknya dibagusin dan penting buat dikasih penjagaan kayak Satpol PP,” ujarnya.
Acong berharap penataan ulang berkelanjutan nantinya dapat membuat Taman Daan Mogot kembali menjadi ruang publik yang layak dan bebas dari aktivitas negatif.
“Meskipun taman cuma di pinggir jalan raya, tapi kalau rapi, bersih, terang kan enak juga ya diliatnya. Otomatis orang-orang begitu kan nggak berani main di situ juga,” imbuhnya.
Keresahan Warga
Saran Warga untuk Pemprov Jakarta
Meski tidak pernah melihat langsung aktivitas asusila tersebut, Acong menyebut beberapa tanda mencurigakan sempat ditemukan, seperti bekas bungkus alat kontrasepsi hingga sampah bungkus rokok.
“Pernah ada yang nemu bekas kondom di sana, beberapa kali. Sekarang mah sudah dibersihin sama orang dinas taman,” ucapnya.
Menurutnya, aktivitas itu sudah terjadi sejak lama dan biasa berlangsung pada rentang pukul 22.00 hingga 00.00 WIB di bawah pohon rindang. Ia mengungkapkan kekhawatirannya karena aktivitas tersebut berlangsung di ruang publik dan dilakukan oleh orang-orang yang tampaknya masih sangat muda.
“Dulu mah tiap hari ada aja. Datang gerombolan bawa motor atau mobil. Kan sebelum dipangkas, pohonnya masih rindang dan gelap, jadi mereka leluasa,” ucap Acong.
“Pernah kita samperin. Nanya, ‘ngapain di sini? Udah malam’ Muka-mukanya masih kecil-kecil, muda-muda semua,” tambahnya.
Namun situasi mulai berubah, kata Acong, setelah Dinas Pertamanan melakukan pemangkasan pohon dan menambah lampu penerangan di area taman. Patroli rutin Satpol PP juga membuat kondisi lebih kondusif.
“Sekarang mah nggak ada yang begituan. Satpol PP tiap malam jagain. Lampu juga baru dipasang, jadi terang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Acong minta Pemprov DKI Jakarta melakukan penataan ulang dan memperketat pengawasan di Taman Daan Mogot. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah kembali munculnya dugaan prostitusi sesama jenis di area tersebut.
“Warga maunya taman kan dipakai sesuai fungsinya aja lah, buat olahraga, mancing kek kan deket kali. Setidaknya dibagusin dan penting buat dikasih penjagaan kayak Satpol PP,” ujarnya.
Acong berharap penataan ulang berkelanjutan nantinya dapat membuat Taman Daan Mogot kembali menjadi ruang publik yang layak dan bebas dari aktivitas negatif.
“Meskipun taman cuma di pinggir jalan raya, tapi kalau rapi, bersih, terang kan enak juga ya diliatnya. Otomatis orang-orang begitu kan nggak berani main di situ juga,” imbuhnya.







