Senyum terus terlihat di wajah Sutiah Sunyoto selama berada di Madinah, . Sutiah mengaku sangat senang bisa naik haji saat usianya sudah 107 tahun.
Sutiah mengaku tidak ingin diperlakukan istimewa meski menjadi salah satu jemaah haji tertua. Mbah Sutiah, yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 19 JKG, telah berada di Madinah dan sudah lima kali salat di Masjid Nabawi.
“Sudah lima kali (salat di Masjid Nabawi), kuat (jalan kaki),” ucap Sutiah di Madinah, Kamis (15/5/2025).
Sutiah menunggu 13 tahun untuk bisa berangkat haji. Mbah Sutiah berangkat ke Arab Saudi didampingi saudaranya.
“Yo senang pokoke,” kata Sutiah.
Sutiah mengatakan dirinya merupakan petani sejak muda. Namun, dia tak diperbolehkan lagi ke sawah oleh anak-anaknya karena faktor usia.
“Sekarang cuma di rumah, nggak boleh (ke sawah) sama anak-anak,” ucapnya.
Sutiah mengaku tak banyak pantangan soal makan. Dia pun senang dengan makanan nusantara yang disajikan selama dirinya berada di Arab Saudi.
“Ya, cocok semua,” katanya seraya tersenyum.
Sutiah mengaku baru tahu dirinya salah satu jemaah tertua tahun ini. Dia pun bersyukur bisa naik haji di usia yang sudah lebih dari satu abad.
Kementerian Agama (Kemenag) sendiri telah berkomitmen menyelenggarakan haji ramah lansia. Sejumlah skema untuk memudahkan jemaah lansia telah disiapkan, mulai dari safari wukuf, murur saat mabit di Muzdalifah dan tanazul saat mabit di Mina.
Murur merupakan skema yang membuat jemaah haji dari Arafah hanya melintas di Muzdalifah lalu menuju ke Mina saat puncak haji. Jemaah diberangkatkan dari Arafah setelah magrib menuju Muzdalifah, tanpa turun, dan langsung menuju ke Mina.
Ada 25 persen atau sekitar 50 ribu jemaah haji Indonesia yang akan mengikuti murur. Salah satu tujuannya ialah mengurai kepadatan jemaah di Muzdalifah yang lokasinya sangat terbatas.
Pemerintah juga mempersiapkan skema tanazul Mina. Jemaah yang masuk skema tanazul ini ditargetkan mencapai 37 ribu. Jemaah yang ikut tanazul akan menginap di hotel saat proses mabit.