PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) melalui produk unggulannya Tolak Angin bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) menggelar simposium nasional dengan tema ‘Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat’ yang bertempat di Aula Student Center M. Syaaf, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas – Padang pada Selasa (15/5).
Simposium ini menjadi wujud kepedulian dan upaya Sido Muncul dalam memperluas pemanfaatan obat herbal sebagai bagian dari solusi kesehatan yang holistik dan berkelanjutan.Factory Head Sido Muncul apt Wahyu Widayani, SSi mengatakan, simposium ini sudah ke-52 kalinya dilakukan oleh Sido Muncul.
“Tujuan dari simposium nasional ini adalah untuk mengkomunikasikan bahwa obat tradisional saat ini sudah diproduksi dengan cara yang baik dan kami mengharapkan praktisi tenaga kesehatan itu juga berkenan menggunakan produk-produk obat tradisional yang telah diikuti dengan penelitian-penelitian di dalam proses produksinya,” ujar Wahyu, dalam acara Simposium Nasional, di Padang, Sumatera Barat, Selasa (15/5/2025).
Obat herbal sendiri telah digunakan secara empirik oleh masyarakat luas dan dikenal dengan sebutan jamu. Saat ini obat herbal juga telah mengalami perkembangan yang pesat dengan berbasis penelitian ilmiah dan teknologi modern dalam proses produksinya.
“Jadi kami sebagai industri obat tradisional tentunya menggunakan simplisia atau bahan-bahan herbal dari alam untuk produksi. Namun tadi seperti yang saya sampaikan tidak hanya sekadar berdasarkan warisan, juga didahului dengan penelitian,” ujar Wahyu.
“Oleh karena itu kita sebut bahwa kita menggunakan obat-obat herbal, namun bukan hanya sekadar menggunakan begitu saja, didahului dengan penelitian agar hasilnya juga lebih ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan,” sambungnya.
Wahyu berharap melalui simposium ini, obat herbal bisa dipercaya oleh masyarakat luas, tentunya dengan didukung oleh akademisi dan praktisi di bidang kesehatan.
“Jadi harapannya tentunya kami bukan hanya sekadar masyarakat semua menggunakan, namun juga didukung dengan praktisi kesehatan yang berkenan juga untuk menggunakan (obat herbal),” kata Wahyu.
Secara terpisah Direktur Sido Muncul Dr (HC) Irwan Hidayat berharap dengan adanya simposium nasional ini, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau herbal bisa terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, yaitu dengan saintifikasi jamu berbasis penelitian, dan pelayanan kesehatan. Dengan begitu impian jamu obat herbal menjadi jamu tuan rumah di negeri sendiri akan terwujud.
“Kalau dunia kedokteran ide saya untuk kerjasamanya yaitu supaya di FK bisa diajarkan khasiat tanaman-tanaman obat dan kegunaannya, jadi dipelajari. Tugas saya nanti, pabrik Sido Muncul membuat bahan baku obat jadi yang misalnya, jahe, temulawak, kunyit terstandar,” ujar Irwan.
(Foto: Hana Nushratu/infocom)
Dekan FK Universitas Andalas, Dr dr Sukri Rahman, SpTHT-BKL, SubspOnk(K), FACS, FFSTEd, mengapresiasi Good Manufacturing Product (GMP) obat herbal yang dilakukan oleh Sido Muncul. Ia berharap langkah Sido Muncul bisa menjadi inspirasi bagi pelaku industri hingga akademisi di bidang kesehatan.
“Semoga dengan adanya Good Manufacturing Practice ini, orang-orang bisa mendapatkan kepercayaan dan inspirasi yang merupakan bagian dari solusi untuk meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat kita di Indonesia,” kata dr Sukri.
Menurut dr Sukri, dengan perkembangan teknologi, GMP harus dilakukan agar obat herbal ini bisa mendapat kepercayaan dari masyarakat dan juga dari medis. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan untuk membangun kolaborasi dengan berbagai pihak antara praktisi, akademisi, dan industri.
“Kita harap simposium ini dapat menjadi sebuah jembatan dan momentum untuk kita membangun kolaborasi dengan praktisi, juga Sido Muncul sebagai Industri. Kita harapkan obat-obat herbal ini pemanfaatannya akan lebih banyak lagi, lebih baik lagi, juga diterima secara akademis dan juga praktisi medis,” kata dr Sukri.
Guru Besar Dermatologi Kosmetik dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Prof Dr dr Satya Wydya Yenny, SpDVE, SubspDKE, MAg, FINSDV, FAADV mengatakan simposium ini merupakan wadah untuk mendorong pemanfaatan obat herbal sebagai bagian dari solusi kesehatan yang holistik dan berkelanjutan.
Ia juga mengatakan pentingnya peran industri dalam pengembangan dan hilirisasi obat herbal di Indonesia.
“Dunia industri juga kita butuhkan, kalau hanya sebatas akademisi, sebatas perhimpunan profesi, itu nggak akan jalan. Kita butuh industri, salah satunya seperti Sido Muncul,” kata Prof Satya.
“Saya sangat mengapresiasi sekali peranan Sido Muncul yang menginisiasi simposium ini,” sambungnya.
Peserta simposium Inasa Faiza Akbar. (Foto: Hana Nushratu/infocom)
Diikuti oleh 300 peserta dari kalangan kedokteran, apoteker, dan tenaga kesehatan, simposium nasional dilaksanakan secara hybrid (online via Zoom dan offline). Para peserta pun terlihat antusias mengikuti simposium ini.
Salah satunya yaitu Inasa Faiza Akbar yang menempuh Pendidikan Dokter di FK Universitas Andalas. Ia mengatakan simposium ini dapat menambah wawasan bagi seluruh peserta khususnya mahasiswa kedokteran.
Menurutnya, pengobatan herbal tidak lagi dianggap sebagai alternatif semata, melainkan bisa menjadi terapi pendukung yang terintegrasi dalam pelayanan medis.
“Bisa menjadi inspirasi dan mendorong kemauan kita dari mahasiswa kedokteran untuk riset-riset mengenai obat-obatan herbal lainnya. Karena Indonesia ini juga diperbanyak oleh kekayaan hayati yang mungkin bisa menjadi sumber obat-obatan herbal lainnya selain yang sudah disebutkan narasumber tadi,” kata Inasa.
Senada, peserta lainnya Muhammad Fachriza Busril mengungkapkan simposium ini memotivasinya untuk lebih mendalami penelitian mengenai obat herbal.
“Memotivasi lagi untuk melakukan riset mengenai obat herbal yang ada. Memperkaya lagi nantinya mengenai penelitian-penelitian yang berkaitan dengan obat-obat herbal,” kata Fachriza.
Lihat juga video: Beli Produknya, Dapatkan Cashbacknya!