Kegiatan yang digagas Polda Riau mendapat sambutan positif dari kalangan pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketua OSIS SMAN 9 Pekanbaru, Alvaro Radzaki Janersa, menyebut Green Policing bukan sekadar penegakan hukum, melainkan sebuah misi mulia untuk menjadi penyeimbang antara hubungan manusia dengan alam.
“Green Policing ini adalah sudut pandang bahwa polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi penyeimbang antara hubungan manusia dengan alam,” ujar Alvaro, Sabtu (15/11/2025).
Dalam sambutannya di Workshop Green Policing, Alvaro Radzaki yang juga menjadi, menyampaikan terima kasih kepada Kapolda dan menegaskan bahwa Green Policing memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekadar penegakan hukum.
Menurutnya, Riau adalah salah satu provinsi yang sangat indah, yang dulunya dipenuhi pepohonan keras yang hijau dan rindang.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Langitnya biru, anginnya tenang bernaung dalam sejarah panjang dan terus hingga sampai sekarang,” katanya.
Namun, kebakaran hutan dan deforestasi menimbulkan kerusakan dan bencana seperti karhutla. Menurutnya, karhutla menjadi sebuah ancaman serius yang perlu perhatian mendalam.
“Karhutla menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Karena inilah pengganggu ekosistem kita,” sambungnya.
Selama tiga hari mengikuti kegiatan Workshop Green Policing, Alvaro mengaku mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Ia berharap, ilmu yang didapat dalam itu tak hanya sekadar teori, tetapi ia mengajak seluruh pelajar se-Provinsi Riau untuk mengimplementasikannya di kehidupan nyata.
“Yang perlu saya sampaikan agar ilmu yang kita dapat hari ini tidak disimpan sendiri, namun, kita dapat merealisasikannya ke sekolah masing-masing,” imbuhnya.
Alvaro mengajak para pelajar untuk menyebarkan hal positif dan kebaikan. Untuk menginspirasi teman-temannya, Alvaro menyampaikan filosofi kuat tentang pohon pisang yang menurutnya dalah simbol pengabdian total dan manfaat abadi yang harus dicontoh oleh para pelajar hijau.
“Pohon pisang itu dia pantang mati sebelum memberi manfaat kepada orang-orang. Akarnya kuat menahan erosi di lahan yang miring, batangnya bisa dimuat makanan, buahnya digunakan untuk membungkus makanan. Dia Berbuah sekali seumur hidup, menjadi harapan satu negeri, manis, dan bergizi. Setelah mati, ia pun meninggalkan tunas baru sebagai regenerasi,” jelasnya.
Dalam pandangannya, Green Policing adalah sebuah program jangka panjang yang perlu adanya kesadaran kolektif untuk sama-sama melindungi dan menjaga alam.
“Ini adalah program jangka panjang dan ini juga merupakan program agar rekan-rekan sekalian bisa menjadi mentor bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk generasi yang akan datang,” pungkasnya.








