Terima Kunjungan Bupati Siak, Fadli Zon Bahas Pelestarian Budaya Melayu baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon menerima kunjungan kerja Bupati Siak, Afni Zulkifli di Gedung Kementerian Kebudayaan (Kemenbud). Pertemuan tersebut membahas upaya pelestarian serta revitalisasi peninggalan sejarah dan kebudayaan Melayu di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Fadli Zon dalam kesempatan ini menegaskan pentingnya menjaga dan merevitalisasi warisan budaya Melayu di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, sebagai bagian penting dari upaya memperkuat akar kebudayaan nasional.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

“Kebudayaan Melayu adalah bagian penting dari akar kebudayaan Indonesia. Siak memiliki warisan luar biasa, dari istana, manuskrip, hingga tradisi yang masih hidup. Pemerintah akan terus mendukung upaya pelestarian dan revitalisasi agar warisan ini tidak hilang dimakan waktu,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Selasa (4/11/2025).

Dalam diskusi ini, Afni membuka pertemuan dengan menyampaikan berbagai potensi dan kekayaan sejarah yang dimiliki Kabupaten Siak, terutama peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura, yang menjadi pusat kebudayaan Melayu di Riau.

Afni menjelaskan Istana Siak Sri Indrapura yang dibangun pada abad ke-18 merupakan salah satu cagar budaya nasional yang memiliki nilai sejarah tinggi. Selain itu, terdapat juga Masjid Sultan Siak serta Balai Kerapatan Tinggi yang merupakan pusat kejayaan Melayu dan masih berdiri hingga kini.

“Istana Siak ini kondisinya masih megah dari luar, tapi di dalamnya sudah banyak bagian yang rapuh. Karena ini cagar budaya nasional, tentu kami tidak bisa sembarangan melakukan perbaikan. Kami berharap ada dukungan dari Kementerian untuk revitalisasi, karena menjaga istana ini sama artinya menjaga marwah kebudayaan Melayu,” tuturnya.

Lebih lanjut, dirinya juga menambahkan bahwa selain istana, Siak memiliki berbagai kekayaan budaya, antara lain 114 cagar budaya Kabupaten, dengan 20 di antaranya berstatus cagar budaya nasional; dua museum, yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah Kesultanan; 13 warisan budaya takbenda, termasuk seni, tradisi, dan manuskrip kuno, serta lebih dari 20.000 manuskrip yang telah direstorasi, dan naskah lainnya.

Ia menegaskan bahwa Siak adalah ‘rumahnya kebudayaan Melayu’, tempat di mana jejak sejarah Kesultanan masih hidup hingga kini.

“Kalau orang bilang, belum ke Riau kalau belum ke Siak. Karena di sinilah ruh kebudayaan Melayu itu berada,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Afni turut mengundang Fadli Zon untuk menghadiri Festival Julang Budaya Siak yang akan digelar pada 14-16 November mendatang. Melalui rangkaian kegiatan seperti pameran kerajinan dan kuliner tradisional, gelar budaya, hingga sarasehan budaya, acara yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Wilayah IV Kepulauan Riau ini merupakan ruang besar untuk menelusuri kembali budaya yang tumbuh di tepian Sungai Siak, sungai yang sejak dahulu menjadi saksi lahirnya peradaban dan pertemuan berbagai bangsa.

Fadli Zon menyambut baik pemaparan dan undangan tersebut. Ia menyatakan komitmen Kemenbud untuk memperkuat upaya pelestarian warisan budaya daerah, terutama yang memiliki nilai sejarah penting bagi bangsa, termasuk revitalisasi fisik yang memang memerlukan keahlian khusus.

Fadli Zon juga mengapresiasi semangat Pemerintah Kabupaten Siak dalam menjaga peninggalan sejarah Kesultanan, serta mengajak masyarakat luas untuk lebih mengenal kekayaan budaya Melayu. Dirinya menegaskan bahwa pelestarian kebudayaan lokal merupakan bagian penting dari identitas nasional.

“Pelestarian warisan budaya seperti ini bukan hanya tugas pemerintah daerah, tapi juga tanggung jawab bersama untuk menjaga jati diri bangsa,” pungkas Fadli Zon.

Pertemuan diakhiri dengan komitmen bersama untuk melanjutkan kerja sama dalam bidang kebudayaan dan pelestarian warisan sejarah Melayu. Kemenbud menegaskan bahwa pelestarian dan revitalisasi warisan budaya Melayu di Siak bukan sekadar upaya melindungi peninggalan masa lalu, melainkan langkah strategis untuk memperkuat identitas bangsa dan memperkaya kebudayaan nasional.

Melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat, diharapkan warisan budaya Siak dapat terus hidup dan memberi inspirasi bagi generasi mendatang.

Sebagai informasi, turut hadir dalam dialog ini, di antaranya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak, Tekad Perbatas Setia Dewa; Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; dan Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja.