Terungkap bahwa kecelakaan yang menewaskan keempat awaknya, disebabkan oleh pilot yang mengalami disorientasi. Hal ini diungkap dalam temuan laporan yang dirilis pada hari Rabu (21/5).
Empat awak berada di dalam helikopter MRH-90 Taipan, ketika jatuh ke laut dekat Kepulauan Whitsunday selama latihan militer multinasional pada malam hari tanggal 28 Juli 2023 silam.
tersebut ambil bagian dalam latihan militer Talisman Sabre, yang mempertemukan 30.000 personel militer dari Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (21/5/2025), laporan Biro Keselamatan Penerbangan Pertahanan Australia menemukan bahwa saat kejadian, helikopter tersebut sedang menunggu untuk mendarat, terbang dengan viabilitas yang “menurun”.
Disebutkan bahwa selama waktu ini, pilot “hampir pasti kehilangan pandangan visual” terhadap pesawat lainnya.
Helikopter tersebut memulai “pendakian yang tidak disengaja dan tidak dikenali” hingga ketinggian 362 kaki (110 meter) sebelum jatuh ke laut. Alasan utama kecelakaan itu adalah “hilangnya orientasi spasial”, yang juga dikenal sebagai disorientasi spasial, demikian temuan laporan tersebut.
“Ini merujuk pada situasi saat pilot tidak menyadari orientasi aktual mereka dalam kaitannya dengan permukaan bumi dan lingkungan sekitar,” kata Pasukan Pertahanan atau Australian Defence Force (ADF) dalam sebuah pernyataan.
“Investigasi keselamatan penerbangan ini merupakan salah satu yang paling rumit yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan dalam sejarah terkini,” ujar ADF.
Investigasi tersebut tidak berupaya untuk menyalahkan atau melemparkan tanggung jawab pada “individu atau organisasi mana pun,” tambahnya.
Laporan tersebut membuat 46 rekomendasi kepada ADF, yang semuanya telah diterima.
Helikopter Taipan, yang memiliki sejarah bermasalah, sudah tak akan lagi beroperasi pada akhir tahun ini, dengan militer Australia beralih ke Black Hawk.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.