Uskup Agung Jakarta Akan ke Roma 3 Mei Ikuti Konklaf Pengganti Paus Fransiskus

Posted on

Vatikan akan menggelar konklaf atau proses pemilihan Paus berikutnya setelah wafat. Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, menjadi kardinal perwakilan Indonesia yang mengikuti proses konklaf dan berangkat pada 3 Mei mendatang.

“Nanti untuk mengikuti konklaf itu akan dilakukan oleh Bapa Kardinal Ignatius Suharyo selaku Uskup Keuskupan Agung Jakarta, beliau yang tadinya direncanakan akan berangkat di tanggal 4 Mei, itu mengalami perubahan jadwal menjadi tanggal 3 Mei,” kata humas Gereja Katedral Jakarta, Susyana Suwadie, kepada wartawan, Sabtu, (26/4/2025).

Susyana mengatakan awalnya Kardinal Ignatius direncanakan berangkat ke Vatikan pada 4 Mei. Namun, rencana keberangkatan itu berubah setelah ada permintaan dari Dewan Kardinal.

“Karena permintaan dari Dewan Kardinal setelah mengadakan rapat bahwa tanggal 5 itu sudah harus bergabung untuk mengikuti dimulainya kegiatan. Pada masa berkabung dari setelah pemakaman yaitu tanggal 26 April itu dinyatakan masa perkabungan adalah 9 hari,” ujarnya.

“Maka terakhir 9 hari jatuh di tanggal 4 Mei, maka tanggal 5 Mei itulah persiapan untuk memasuki konklaf. Jadi Bapa Kardinal akan berangkat tanggal 3 Mei dan akan tiba di Roma tanggal 4 Mei,” imbuhnya.

Pastor rekan Gereja Katedral Jakarta, Romo Yohanes Deodatus mengajak seluruh paroki mengikuti 9 hari masa berkabung untuk mengenang dan mendoakan Paus. Dia juga mendoakan prosesi konklaf berjalan lancar dan diberkati Tuhan.

“Pada saat konklaf, tentu kita mendoakan. Jadi ada doa khusus, sudah ada doanya, kita ingin berdoa, mendoakan, setiap hari juga, sama, untuk konklaf agar proses terpilihnya Paus yang baru ini senantiasa diberkati oleh Tuhan. Senantiasa dinaungi oleh Roh Kudus. Jadi kita ikut berdoa setiap hari. Ada doanya khusus,” ujar Romo Yohanes.

Romo Yohanes juga berbicara alasan Kardinal Ignatius tak mengikuti pemakaman Paus Fransiskus secara langsung di Vatikan. Dia mengatakan ada alasan personal terkait pilihan Kardinal Ignatius tersebut.

“Saya kira itu alasan personal ya. Kita menghormati keputusan beliau. Karena kewajiban itu terutama memang pada saat konklaf itu,” ujar Romo Yohanes.

“Jadi saat ini tentu saja kita juga tidak bisa semuanya hadir ke Vatikan. Tapi yang penting itu kesatuan doa itu. Kita sama-sama merasa kehilangan dan ingin berdoa. Dalam kesatuan doa itu, dalam kesatuan ekaristi itu, itulah yang terpenting untuk kedamaian jiwa Paus saat ini,” imbuhnya.

Diketahui, Paus Fransiskus wafat pada tanggal 21 April 2025 di usia 88 tahun dan dimakamkan hari ini di Basilika Santa Maria Maggiore. Sebelumnya, Paus Fransiskus sempat dirawat di rumah sakit akibat penyakit pneumonia.

Dirangkum infocom, kandidat potensial pengganti Paus Fransiskus berasal dari Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Eropa. Nantinya, mereka akan dipilih melalui prosesi yang disebut konklaf, yang digelar di Kapel Sistina, Vatikan.