Waka MPR Sebut ICCF Jadi Call to Action Kolaborasi Hadapi Krisis Iklim

Posted on

Rangkaian acara Indonesia Climate Change Forum 2025 (ICCF 2025) resmi ditutup pada Kamis (23/10). Sepanjang penyelenggaraannya, forum ini menghadirkan berbagai pihak, mulai dari Menteri dan Wakil Menteri, BUMN, pelaku usaha di bidang energi terbarukan, hingga pegiat iklim.

Dalam pidato penutupan, Wakil Ketua MPR RI sekaligus inisiator ICCF, Eddy Soeparno menyebut forum ini sebagai wadah inklusif yang mempertemukan pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat sipil, pemuda, serta komunitas lokal dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

“Forum ini menjadi Call to Action bahwa krisis iklim sudah terjadi di depan mata kita, bukan lagi di masa depan tapi terjadi hari ini di sekitar kita. Karena itu tidak ada waktu lagi, aksi iklim harus dimulai saat ini, Climate Action Starts Now!,” ujar Eddy dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

Ia menambahkan bagi MPR RI, kegiatan ini menjadi bentuk nyata implementasi nilai konstitusi dalam menjaga hak atas lingkungan hidup yang sehat sesuai amanat UUD 1945 Pasal 28H ayat 1.

“Kami di MPR RI yakin dan percaya, pesan Prof. Emil Salim ‘Satu Bumi untuk semua generasi’ harus menjadi kompas moral sekaligus panduan bagi pegiat iklim, pengambil kebijakan hingga entitas bisnis dalam upaya menghadapi dampak perubahan iklim,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan salah satu rekomendasi utama ICCF 2025 adalah mendorong peran aktif Indonesia dalam COP 30 sebagai bagian dari kolaborasi global menghadapi krisis iklim.

“Sejalan dengan itu melalui forum ICCF ini sejalan dengan upaya kami di MPR untuk mendorong Indonesia dan Presiden Prabowo untuk menjadi Climate Leader dengan mengambil inisiatif kepemimpinan global dalam aksi iklim,” tuturnya.

Lebih lanjut, Eddy mengungkapkan melalui forum ICCF pihaknya memperoleh berbagai perspektif atas usulan pembentukan lembaga khusus atau kementerian yang fokus pada upaya pencegahan dampak perubahan iklim.

“Beragam masukan dan perspektif ini penting karena usulan tersebut kami sampaikan ke publik untuk mendapat masukan dan uji publik yang memadai sebagai upaya memastikan tata kelola kelembagaan iklim yang baik ke depannya dengan fokus pada policy coordination, clarity, and consistency,” lanjutnya.

Ia juga menyoroti salah satu tema penting ICCF 2025, yakni penanganan sampah berbasis teknologi dan inovasi. Tema ini selaras dengan kebijakan pemerintah dalam menerapkan pendekatan waste to energy sebagaimana diatur dalam Perpres No. 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

“Kami di MPR terus berkolaborasi dengan walikota dan kepala daerah serta Kementerian terkait untuk memastikan pendekatan waste to energy ini bisa secara signifikan mengurangi masalah sampah dan di saat yang sama menjadi sumber energi terbarukan,” terangnya.

Eddy pun berharap ICCF 2025 dapat menjadi akselerator sekaligus pemantik kolaborasi multipihak dalam membangun kesadaran bersama menghadapi krisis iklim

“Forum ini mengingatkan kita bahwa masa depan hanya bisa dijaga bila semua pihak berjalan bersama. ICCF sekali lagi Adalah call to action bahwa bahwa aksi iklim tidak menunggu besok tapi harus dimulai hari ini.” ungkapnya.

“Pesan Prof, Emil satu Bumi untuk semua generasi harus menjadi kompas moral bagi pembuat kebijakan, pelaku usaha, dan masyarakat sipil,” pungkasnya.

Simak juga Video ‘Kadar CO2 di Atmosfer Pecah Rekor, Siap-siap Bumi Makin Panas’: