2025-2026 akan segera dimulai. Para orang tua pun mulai berburu seragam baru menjelang masuk sekolah.
Dirangkum infocom, Sabtu (12/7/2025), siswa sekolah di mulai masuk tahun ajaran baru pada 14 Juli nanti. Hal ini diatur melalui Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Nomor 89 Tahun 2025.
Sebab itu, toko-toko seragam sekolah pun ramai diserbu warga. Tak terkecuali toko seragam di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Seorang warga Kramat Jati, Siti (35), mengaku datang ke Pasar Senen untuk melengkapi kebutuhan anaknya yang mau masuk SMP.
“Iya, ini saya belanja seragam sekolah buat anak saya yang mau masuk SMP. Kebetulan dia baru lulus SD, jadi seragamnya harus ganti semua,” kata Siti saat ditemui di Pasar Senen, Sabtu (12/7).
Siti mengaku memilih beli seragam di Pasar Senen karena harga yang lebih terjangkau dibanding toko di pusat perbelanjaan. Selain itu, pembeli juga masih bisa menawar harga.
“Kalau di sini kan harganya lebih murah ya dibanding di toko-toko di mal. Pilihan juga banyak, bisa nawar. Jadi lumayan bisa irit,” ujarnya.
Ia membeli paket seragam lengkap mulai dari baju putih biru, celana panjang, topi, dasi, hingga sepatu. Total belanjaan Siti sekitar Rp 500 ribu setelah tawar-menawar dengan penjual.
“Kalau beli satu-satu di tempat lain bisa sampai 700-800 ribu. Di sini bisa paket murah,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Yuni (29), warga Depok. Tahun ini merupakan pengalaman pertamanya belanja seragam di Pasar Senen karena anaknya baru saja masuk sekolah dasar (SD).
“Anak saya baru mau masuk SD, jadi harus lengkap seragamnya, pakai batik, baju muslim juga. Teman-teman bilang di sini murah-murah, saya juga bandingkan sama online, tapi takut bahannya nggak sesuai,” kata Yuni.
Meski sempat kebingungan memilih ukuran dan bahan, Yuni merasa puas belanja di Pasar Senen karena bisa melihat langsung kualitas barang.
“Lumayan ramai ya, saya agak kaget. Panas juga, tapi saya suka karena bisa nawar. Saya bawa anak juga biar bisa coba celana, jadi nggak salah beli ukuran,” jelasnya.
“Seragam sekolah, baju putih sama batik aja sih ini. Sisanya lungsuran kakaknya masih bagus,” kata Ratna saat ditemui di Pasar Senen, Sabtu (12/7).
Ratna mengaku ini pertama kalinya sang anak menerima KJP. Baginya, bantuan tersebut sangat membantu di tengah banyaknya kebutuhan anak untuk masuk sekolah.
“Iya, Alhamdulillah bisa pakai KJP, jadi lebih hemat. Kan tiap tahun ajaran baru memang kebutuhan banyak, jadi KJP ini sangat membantu banget buat beli seragam sama perlengkapan sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, KJP biasanya ia gunakan untuk belanja kebutuhan sekolah anak seperti buku, tas, sepatu, hingga seragam. Kalau ada sisa, terkadang dipakai untuk uang jajan anak.
“Biasanya saya pakai buat beli buku, tas, sepatu, sama seragam kayak sekarang ini. Kalau sisa kadang buat jajan anak juga, tapi lebih sering buat kebutuhan sekolah dulu yang penting,” tuturnya.
Dari hasil belanja di Pasar Senen, Ratna hanya menghabiskan sekitar Rp 300 ribu untuk seragam baru. Ia berharap program KJP terus berlanjut dengan nominal yang disesuaikan kebutuhan.
“Semoga KJP terus ada, malah kalau bisa nominalnya ditambah. Soalnya kebutuhan anak sekolah makin mahal,” katanya.
Salah satu pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jhoni, mengaku mengalami peningkatan omzet dalam beberapa waktu ke belakang ini menjelang kembalinya anak-anak ke sekolah. Lonjakan omzet yang diterima Jhoni pun ditanggung-tanggung hingga mencapai 50 persen.
“Alhamdulillah lumayan lah. Ada sekitar 40 sampai 50 persen lah, nggak tinggi-tinggi,” ujar Jhoni ditemui infocom di toko dagangnya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/7).
Jhoni mengaku selama empat hari ke belakang, dirinya dapat menjual puluhan seragam sekolah. Pendapatnya sehari pun bisa mencapai Rp 5 juta hanya dari menjual perlengkapan sekolah.
“Bisa Rp 5 jutaan sehari. Puluhan (potong) lah. Semuanya (perlengkapan sekolah), rata sih (yang laku). Cuma memang seragam yang paling mahal,” kata dia.
Jhoni sendiri sehari-harinya menjual pakaian ibu-ibu, tas hingga sepatu. Namun dirinya memanfaatkan momen berakhirnya libur sekolah ini untuk menjual seragam yang terbukti laris.
“Seragam sih musiman aja kita, nyetok untuk tiap semester. Sehari-hari jualan daster, pakaian ibu-ibu, tas juga ada sih,” ungkap Jhoni.
Tak cuma Jhoni, pedagang lain yang kebanjiran omzet lewat penjualan seragam sekolah yakni Rizal. Bahkan, omzet yang diperoleh Rizal mencapai Rp 10 juta.
“Sekitar Rp 5 – Rp 10 juta lah,” tutur Rizal.
Dia mengaku saat akhir liburan semester seperti sekarang ini, dalam sehari bisa menjual hingga ratusan potong. Harga termurah seragam yang ditawarkan Rp 150 ribu.
“Standarnya Rp 150 ribuan paling murah sih, celana juga segitu. Kalau buku sekitar Rp 40 ribuan, satu pak isi 10. Kalau sepatu tergantung merek deh tuh. Cuma kalau musim begini kita perbanyak stoknya, bisa sampai ratusan hariannya,” ungkap Rizal.
Pedagang seragam sekolah yang juga meraup kenaikan untung Yati. Setiap harinya jelang masuk sekolah ini, dia berhasil menjual seragam sekolah hingga 30 potong.
“30-an bisa, lebih juga bisa, lumayan lah buat nambah-nambah penghasilan. (Keuntungan) sekitar aja ya, Rp 5 juta lah,” ucap Yati.
Warga Senang Belanja Seragam Sekolah Pakai KJP
Omzet Penjual Seragam Naik
“Seragam sekolah, baju putih sama batik aja sih ini. Sisanya lungsuran kakaknya masih bagus,” kata Ratna saat ditemui di Pasar Senen, Sabtu (12/7).
Ratna mengaku ini pertama kalinya sang anak menerima KJP. Baginya, bantuan tersebut sangat membantu di tengah banyaknya kebutuhan anak untuk masuk sekolah.
“Iya, Alhamdulillah bisa pakai KJP, jadi lebih hemat. Kan tiap tahun ajaran baru memang kebutuhan banyak, jadi KJP ini sangat membantu banget buat beli seragam sama perlengkapan sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, KJP biasanya ia gunakan untuk belanja kebutuhan sekolah anak seperti buku, tas, sepatu, hingga seragam. Kalau ada sisa, terkadang dipakai untuk uang jajan anak.
“Biasanya saya pakai buat beli buku, tas, sepatu, sama seragam kayak sekarang ini. Kalau sisa kadang buat jajan anak juga, tapi lebih sering buat kebutuhan sekolah dulu yang penting,” tuturnya.
Dari hasil belanja di Pasar Senen, Ratna hanya menghabiskan sekitar Rp 300 ribu untuk seragam baru. Ia berharap program KJP terus berlanjut dengan nominal yang disesuaikan kebutuhan.
“Semoga KJP terus ada, malah kalau bisa nominalnya ditambah. Soalnya kebutuhan anak sekolah makin mahal,” katanya.
Warga Senang Belanja Seragam Sekolah Pakai KJP
Salah satu pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jhoni, mengaku mengalami peningkatan omzet dalam beberapa waktu ke belakang ini menjelang kembalinya anak-anak ke sekolah. Lonjakan omzet yang diterima Jhoni pun ditanggung-tanggung hingga mencapai 50 persen.
“Alhamdulillah lumayan lah. Ada sekitar 40 sampai 50 persen lah, nggak tinggi-tinggi,” ujar Jhoni ditemui infocom di toko dagangnya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/7).
Jhoni mengaku selama empat hari ke belakang, dirinya dapat menjual puluhan seragam sekolah. Pendapatnya sehari pun bisa mencapai Rp 5 juta hanya dari menjual perlengkapan sekolah.
“Bisa Rp 5 jutaan sehari. Puluhan (potong) lah. Semuanya (perlengkapan sekolah), rata sih (yang laku). Cuma memang seragam yang paling mahal,” kata dia.
Jhoni sendiri sehari-harinya menjual pakaian ibu-ibu, tas hingga sepatu. Namun dirinya memanfaatkan momen berakhirnya libur sekolah ini untuk menjual seragam yang terbukti laris.
“Seragam sih musiman aja kita, nyetok untuk tiap semester. Sehari-hari jualan daster, pakaian ibu-ibu, tas juga ada sih,” ungkap Jhoni.
Tak cuma Jhoni, pedagang lain yang kebanjiran omzet lewat penjualan seragam sekolah yakni Rizal. Bahkan, omzet yang diperoleh Rizal mencapai Rp 10 juta.
“Sekitar Rp 5 – Rp 10 juta lah,” tutur Rizal.
Dia mengaku saat akhir liburan semester seperti sekarang ini, dalam sehari bisa menjual hingga ratusan potong. Harga termurah seragam yang ditawarkan Rp 150 ribu.
“Standarnya Rp 150 ribuan paling murah sih, celana juga segitu. Kalau buku sekitar Rp 40 ribuan, satu pak isi 10. Kalau sepatu tergantung merek deh tuh. Cuma kalau musim begini kita perbanyak stoknya, bisa sampai ratusan hariannya,” ungkap Rizal.
Pedagang seragam sekolah yang juga meraup kenaikan untung Yati. Setiap harinya jelang masuk sekolah ini, dia berhasil menjual seragam sekolah hingga 30 potong.
“30-an bisa, lebih juga bisa, lumayan lah buat nambah-nambah penghasilan. (Keuntungan) sekitar aja ya, Rp 5 juta lah,” ucap Yati.