BPKH Limited menyerahkan kompensasi ke jemaah yang terdampak kendala pengiriman konsumsi. Kompensasi itu berupa uang tunai.
Penyerahan kompensasi mulai dilakukan kepada jemaah yang menginap di Hotel 614 Makkah, Kamis (12/6/2025). Ada sekitar 20 ribu jemaah yang menerima kompensasi uang tunai dalam jumlah berbeda sesuai jumlah makanan yang mereka tidak terima.
Kompensasi yang diberikan senilai SAR 10 untuk sarapan, SAR 15 untuk makan siang dan SAR 15 untuk makan malam. Jemaah di Hotel 614 ini sendiri mendapat kompensasi karena tidak mendapat makan malam pada 14 Zulhijah 1446 H yang bertepatan dengan 10 Juni 2025 atau usai puncak haji.
Mudir atau Direktur BPKH Limited Imam Ni’matullah juga menyampaikan permintaan maaf. Imam mengatakan BPKH Limited tak ingin mencari-cari alasan terkait masalah yang terjadi dan mengutamakan pemenuhan hak jemaah.
“Kami akan bertahap kepada hotel-hotel lain kami akan bagikan langsung kepada jemaah. Namun apabila jemaah tidak ada waktu dan bersiap untuk pulang kami insyaallah akan kirimkan melalui rekening masing-masing,” ujar Imam.
Imam menyebut BPKH Limited telah berupaya menyalurkan makanan siap saji ke jemaah pada 14 dan 15 Zulhijah. Pihaknya juga menambah dapur lain sehingga masalah keterlambatan makanan bisa diatasi.
“Insyaallah BPKH Limited bertanggung jawab atas ketidaknyamanan kemarin. Kami sudah melakukan langkah-langkah. Pertama kami sudah menambah dapur reguler kemarin sehingga di hari kedua lebih cepat dan tertib,” ujarnya.
Dia juga menegaskan BPKH Limited akan mengambil langkah hukum terhadap dapur yang bermasalah. Dia menyebut BPKH Limited berkomitmen memberi pelayanan terbaik ke jemaah haji.
“Kami akan melakukan tindakan tegas secara hukum kepada dapur-dapur yang bermasalah yang kemarin menyebabkan ketidaknyamanan ini. Kami tidak akan membiarkan dapur-dapur bermasalah tenang begitu saja. Kami akan lakukan langkah tegas secara hukum untuk memberikan efek jera kepada mereka dan akan meminta juga tanggung jawab kepada dapur yang bermasalah tersebut,” ucapnya.
Dia mengatakan total kompensasi yang disiapkan berjumlah sekitar SAR 900 ribu hingga SAR 1,5 juta (Rp 6,4 miliar). Dia menyebut ada dua hingga empat dapur yang akan dimintai tanggung jawab dan bakal masuk black list.
“Tentu akan kami black list kami akan berikan surat peringatan dan juga akan kami minta tangung jawab atas wanprestasi,” ujarnya.
Dia mengatakan dapur-dapur yang bermasalah itu awalnya menyatakan sanggup memenuhi makanan jemaah. Namun, katanya, pihak dapur mendadak menyatakan tak sanggup pada 14 Zulhijah dini hari.
“Yang kami kecewa adalah di tanggal 14 pagi hari itu ada dapur yang menyatakan pegawainya mogok, alatnya rusak dan lain-lain sehingga menyebabkan kiriman tidak sesuai dengan kesepakatan kontrak,” ucapnya.
Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH 2025, Ali Machzumi, mengatakan pemberian kompensasi ini dilakukan sesuai perintah Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dia menjamin hak-hak jemaah akan dipenuhi.
“Ini sesuai dengan arahan Bapak Menteri Agama, Bapak Dirjan PHU untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji kita. Kita juga mengapresiasi kepada BPKH Limited yang berkomitmen memberi kompensasi kepada jemaah haji kita,” ucapnya.
Ketua rombongan yang menerima penyerahan uang dari BPKH juga berterima kasih atas kompensasi itu. Uang tersebut segera diberikan ke seluruh jemaah yang berhak.
“Terima kasih yang pertama. Yang kedua setelah kami terima ini akan kami amanah, akan segera kami distribusikan kepada para jemaah,” ujar Justaman Arifin Karokaro dari Kloter KNO 2.
Sebelumnya, BPKH Limited menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jemaah haji Indonesia atas ketidaksempurnaan layanan konsumsi pada 14 Zulhijah 1446 H. Permasalahan ini terutama terjadi di sejumlah hotel tempat jemaah menginap di Kota Makkah, tepat setelah mereka menyelesaikan rangkaian ibadah utama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Pihak BPKH Limited menyadari layanan konsumsi merupakan bagian penting dalam mendukung kenyamanan dan kekhusyukan jemaah selama beribadah. Oleh karena itu, mereka telah menggandeng 15 mitra dapur lokal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian jemaah. Namun, pada pelaksanaannya, terjadi kendala teknis yang berimbas pada keterlambatan distribusi makanan.
Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono menyampaikan permohonan maaf kepada para jemaah dan menjelaskan bahwa beberapa mitra dapur mengalami gangguan operasional yang berdampak pada kelancaran distribusi makanan.
“Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada para jemaah atas keterlambatan layanan konsumsi pada hari pertama pasca Armuzna. Beberapa mitra dapur mengalami gangguan operasional yang berdampak pada ketepatan distribusi. Kami segera mengambil langkah cepat dengan mendistribusikan makanan pengganti seperti nasi bukhari, shawarma, dan makanan siap saji (RTE), namun kami menyadari hal tersebut belum sepenuhnya memenuhi harapan,” ujar Sidiq dalam keterangannya, Kamis (12/6).