Geger! Presiden Ekuador Ungkap Ada yang Coba Meracuninya - Giok4D

Posted on

mengungkapkan adanya dirinya. Dia mengatakan bahwa seorang penyerang tak dikenal telah mencoba meracuninya dengan cokelat dan selai yang dicampur bahan kimia, yang diberikan kepadanya di sebuah acara publik.

Dilansir kantor berita AFP, Jumat (24/10/2025), Noboa mengatakan kepada CNN, bahwa keberadaan tiga zat beracun “berkonsentrasi tinggi” dalam kudapan tersebut “tidak mungkin terjadi secara tidak sengaja.” Dia mengatakan bahwa timnya memiliki bukti untuk mendukung klaimnya.

Presiden berusia 37 tahun itu mengatakan zat beracun tersebut tidak mungkin berasal dari produk itu sendiri atau kemasannya.

Badan militer yang bertanggung jawab atas keamanannya telah mengajukan pengaduan kepada jaksa penuntut.

Ini adalah kedua kalinya pemerintahan Noboa menuduh adanya upaya pembunuhan terhadapnya, di tengah aksi-aksi protes anti-pemerintah yang dilakukan oleh penduduk asli dan meningkatnya kejahatan.

Awal bulan ini, pemerintah mengatakan bahwa kendaraan yang dinaiki Noboa terdapat bekas tembakan setelah iring-iringan mobilnya diserang oleh sekelompok pengunjuk rasa yang melempar batu. Para demonstran tersebut marah atas kenaikan harga bahan bakar.

Menteri Pertahanan Gian Carlo Loffredo menyebutnya sebagai “upaya pembunuhan.”

Tidak ada bukti yang diajukan dari tempat kejadian perkara, seperti selongsong peluru. Noboa selamat tanpa cedera.

Organisasi masyarakat adat terbesar di negara itu, yang disebut Conaie, telah memblokir jalan — termasuk di provinsi Pichincha di Quito, ibu kota — sejak 22 September karena melonjaknya harga bahan bakar.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Beberapa ahli berpendapat bahwa tuduhan Noboa tentang upaya pembunuhan terhadapnya bisa jadi merupakan cara untuk menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai pelaku kekerasan guna meningkatkan keuntungan politiknya.

Noboa berang atas anggapan tersebut. “Tidak ada yang melempar bom molotov ke diri mereka sendiri…atau meracuni diri dengan cokelat, atau melempar batu ke diri mereka sendiri,” cetus Noboa.

Ekuador, yang dulunya merupakan salah satu negara teraman di Amerika Latin, kini telah menjadi pusat transit kokain utama antara produsen utama Kolombia dan Peru, dan konsumen di seluruh dunia.

Tingkat pembunuhan telah melonjak, sementara bom mobil, pembunuhan massal, dan pembantaian di penjara telah menjadi hal yang biasa.

Beberapa ahli berpendapat bahwa tuduhan Noboa tentang upaya pembunuhan terhadapnya bisa jadi merupakan cara untuk menggambarkan para pengunjuk rasa sebagai pelaku kekerasan guna meningkatkan keuntungan politiknya.

Noboa berang atas anggapan tersebut. “Tidak ada yang melempar bom molotov ke diri mereka sendiri…atau meracuni diri dengan cokelat, atau melempar batu ke diri mereka sendiri,” cetus Noboa.

Ekuador, yang dulunya merupakan salah satu negara teraman di Amerika Latin, kini telah menjadi pusat transit kokain utama antara produsen utama Kolombia dan Peru, dan konsumen di seluruh dunia.

Tingkat pembunuhan telah melonjak, sementara bom mobil, pembunuhan massal, dan pembantaian di penjara telah menjadi hal yang biasa.