(Korut) kembali meluncurkan kapal perang usai dua minggu sebelumnya gagal peluncuran. Insiden gagalnya peluncuran kapal perang sebelumnya sempat menuai kritik keras dari Pemimpin Korut Kim Jong Un.
Dilansir BBC, Jumat (6/6/2025), kapal perusak seberat 5.000 ton, telah dipulihkan keseimbangannya hingga diluncurkan pada Kamis. Dilaporkan kantor berita milik pemerintah KCNA, kini kapal tersebut ditambatkan di dermaga.
Kapal tersebut diharapkan akan dipulihkan sepenuhnya sebelum pertemuan partai yang berkuasa bulan ini.
Kim, yang menyaksikan kapal perang sebelumnya terbalik pada peluncuran pertamanya, mengkritik insiden tersebut sebagai “tindakan kriminal” yang “sangat merusak martabat dan harga diri [negara]”.
“Itu adalah hasil dari kecerobohan mutlak, tidak bertanggung jawab, dan empirisme yang tidak ilmiah”, kata Kim.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Setidaknya empat pejabat termasuk Ri Hyong-son, wakil direktur Departemen Industri Amunisi Partai Pekerja yang berkuasa, telah ditangkap atas insiden tersebut.
Sementara itu, Ri adalah bagian dari Komisi Militer Pusat partai tersebut, yang memimpin Tentara Rakyat Korea dan bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan militer Korea Utara.
Tidak jelas hukuman apa yang mungkin akan dijatuhkan kepada para pejabat tersebut, tetapi negara otoriter itu dikenal telah menjatuhkan hukuman kerja paksa dan bahkan kematian kepada para pejabat yang terbukti bersalah melakukan kesalahan.
Sementara itu, upaya untuk meluruskan kapal tersebut merupakan proses manual, menurut para peneliti dari 38 North, sebuah situs web yang dikelola oleh Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins di AS.
Dikatakan, citra satelit menunjukkan para pekerja di dermaga menarik tali tambat dan menggunakan balon penghalang untuk mengembalikan keseimbangan kapal. Mereka juga menambahkan beberapa balon yang masih terpasang di kapal.
Sebelumnya, kecelakaan besar terjadi saat seremoni peluncuran kapal perang baru Angkatan Laut Korea Utara (Korut), yang disaksikan langsung oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un. Kim yang marah menyebut kecelakaan itu sebagai “tindakan kriminal” dan mengingatkan bahwa hal itu “tidak dapat ditoleransi”.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (22/5/2025), dalam seremoni peluncuran kapal baru seberat 5.000 ton di kota Chongjin pada hari Rabu (21/5), telah “terjadi kecelakaan serius”, kata kantor berita resmi Korut, KCNA.
KCNA menyalahkan “komando yang tidak berpengalaman dan kecerobohan operasional” dalam insiden gagalnya peluncuran kapal perusak tersebut. KCNA mengatakan ada kecelakaan yang menyebabkan “beberapa bagian dasar kapal perang tersebut hancur”.
Buntut gagalnya peluncuran kapal perang itu, Korea Utara menahan empat orang. Pihak yang ditahan salah satunya kepala teknisi kapal.
Ri Hyong Son, wakil direktur departemen Departemen Industri Amunisi Komite Sentral Partai, dipanggil dan ditahan pada Minggu (25/5), demikian laporan kantor berita resmi Korut, KCNA, dilansir AFP, Senin (26/5/2025).
Ia “sangat bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan serius itu”, kata KCNA dalam laporannya. Ri adalah orang keempat yang ditahan terkait hal tersebut.
Sebelumnya ada tiga pejabat yang ditahan atas perintah Kim Jong Un, mereka adalah kepala teknisi galangan kapal Chongjin utara tempat kapal perusak itu dibangun, serta kepala konstruksi dan seorang manajer administrasi.