Menbud Dorong Langkah Strategis Kenalkan Sastra Indonesia ke Dunia

Posted on

Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI melalui program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya menjalin kerja sama strategis dengan sejumlah penerbit luar negeri dalam perhelatan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025.

Berkolaborasi dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), MTN Seni Budaya hadir di IIBF melalui IRF Fellowship, di mana 22 penerbit dan agen naskah dari berbagai negara diundang secara khusus untuk menjajaki hak cipta buku Indonesia dengan harapan agar semakin banyak karya lokal yang bisa diterbitkan di luar negeri.

Berlokasi di Jakarta International Convention Center, Senayan, pada kesempatan tersebut dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman, antara beberapa penerbit dari Indonesia dengan penerbit asing. Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon yang turut hadir dalam prosesi tersebut menyambut baik kesempatan untuk lebih memperkenalkan sastra Indonesia ke dunia internasional.

“Banyak naskah-naskah kita yang akan diterjemahkan, akan menjadi bagian dari pemajuan kebudayaan dan literasi di dunia. Salah satu inisiatif ini dikerjakan melalui program Manajemen Talenta Nasional Seni Budaya untuk mengembangkan kapasitas para talenta Indonesia yang tersebar di berbagai daerah,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Rabu (24/9/2025).

Fadli Zon kemudian menyatakan dukungannya kepada para penerbit serta pegiat sastra, sekaligus mengajak semua pihak memperkuat kolaborasi lintas sektor, khususnya para pemangku kepentingan untuk mendorong karya-karya Indonesia hadir dan diapresiasi oleh masyarakat internasional.

“Kita juga perlu mendukung para penulis muda, penulis-penulis baru, untuk tumbuh, mengangkat budaya kita, dan menyebarkan cerita-cerita kita. Dengan demikian, literasi kita akan menjadi bagian penting dalam pembangunan nasional, pembangunan karakter bangsa, serta menjadi fondasi bagi identitas bangsa kita,”pungkas Fadli Zon.

Sesi penandatangan MoU pertama dimulai antara Gramedia Pustaka Utama (GPU) bersama penerbit PTS Malaysia untuk buku Welcoming Feeling dan Blooming Gracefully karya Rara Nur Mega. Selanjutnya, GPU bekerja sama dengan Legacy of Heart dari Malaysia untuk buku Tak Ada Asu Diantara Kita karya Joko Pinurbo. Kemudian, GPU berkolaborasi dengan Bibliopress Malaysia untuk buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya Dr. Andreas Kurniawan.

Sesi penandatangan kedua dilakukan oleh penerbit Mekar Cipta Lestari (MCL) bersama penerbit Prapansan dari Thailand untuk buku Damba, Lara, dan Cinta karya Stefano Romano. Setelahnya, sesi penandatanganan yang diikuti oleh penerbit Bentang Pustaka dengan Prapansan Thailand untuk buku Bukan Perawan Maria karya Feby Indirano.

Pada sesi terakhir penerbit Asta Publishing menandatangani perjanjian dengan Mountai Publishing dari Ghana untuk beberapa buku, yaitu Si Pohon dan Telur dari seri cerita imajinasiku, serta The Monkey and the Rooster Claw dan Stan and the Dragon. Kemudian dilanjutkan penandatanganan yang dilakukan oleh Borobudur Agency bersama Sesava Publishing dari Mesir untuk buku Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi, dan terakhir, Pustaka Al-Kausar bekerja sama dengan Nesil Publishing yang diwakili oleh Introtema Agency di Turki untuk buku Muhammad Al-Fatih.

Selain IRF Fellowship, tahun ini juga diluncurkan MTN Translation Funding Program (TFP) yang menawarkan dukungan finansial bagi penerbit internasional yang menerjemahkan karya penulis Indonesia. Melalui MTN TFP diharapkan dapat memperluas jangkauan literasi Indonesia dan membangun apresiasi global terhadap warisan sastra nusantara.

Melalui dukungan MTN Seni Budaya di IIBF, Kementerian Kebudayaan berharap talenta-talenta muda bidang sastra tak hanya tumbuh dalam jumlah, tapi juga bisa bersaing secara kualitas di tingkat global.

Sebagai informasi, dalam acara penandatanganan tersebut turut mendampingi Menteri Kebudayaan, yakni Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Direktur Jenderal Promosi dan Diplomasi Budaya, Endah T.D. Retnoastuti; serta Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Arys Hilman Nugraha.