Penolakan Warga terhadap Helen’s Night Mart di Hotel Kartika One, Jakarta Selatan

Posted on

baru bernama Helen’s Night Mart atau Helen’s Live Bar yang akan dibuka di kawasan Hotel Kartika One, Srengseng Sawah, Kecamatan , Jakarta Selatan, menuai penolakan warga dan teguran dari pihak pemerintah setempat. Camat Jagakarsa Santoso mengatakan pengelola bar belum mengantongi izin resmi untuk beroperasi.

“Kami sudah meminta agar pihak pelaku usaha memenuhi perizinan yang berlaku di Jakarta dan apabila belum memenuhi izin tentunya jangan menjalankan kegiatan usahanya tersebut,” kata Santoso saat dihubungi, Rabu (30/4/2025).

Sansoto mengatakan izin operasional bar tersebut belum ada. Dia menekankan bahwa pemilik usaha harus taat aturan.

“Menurut informasi terkini dari unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Jagakarsa yang saya minta keterangan bahwa perizinan kegiatan tersebut kewenangan sampai saat ini belam ada,” kata Santoso.

Pihaknya pun memahami soal banyaknya penolakan dari berbagai kalangan masyarakat. Sebab, di wilayah tersebut masih banyak warga yang agamais.

“Kami juga memahami adanya penolakan dari masyarakat karena memang wilayah Jagakarsa masyarakatnya religius dan agamais ini juga harus dihormati,” ungkapnya.

“Dan adapun ada keinginan untuk berdemo melakukan penolakan kami juga menghargai kebebasan menyampaikan pendapat dan tentunya harus sesuai ketentuan yang berlaku juga,” lanjutnya.

Gelombang penolakan datang dari warga Kampung Sawah, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, terkait rencana pembukaan Helen’s Live Bar yang berlokasi di Hotel Kartika One, Jalan Lenteng Agung Timur.

Dilihat infocom dari media sosial, warga secara tegas menyatakan keberatan dan menyuarakan penolakan keras terhadap keberadaan tempat hiburan malam tersebut di lingkungan mereka. Penolakan ini bukan sekadar pendapat lisan. Masyarakat Kampung Sawah telah mengumpulkan tanda tangan dari warga di setiap RT sebagai bukti konkret penolakan kolektif.

Dukungan penolakan ini datang dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh pemuda, hingga para orang tua yang khawatir akan dampak sosial yang ditimbulkan.

“Kami menolak dengan keras kehadiran Helen’s Live Bar di wilayah kami. Lingkungan Kampung Sawah adalah lingkungan yang religius, tenang, dan dekat dengan aktivitas pendidikan serta keagamaan. Kehadiran bar ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat kami,” tulis akun tersebut.