Pramono Akui Proyek Pengolahan Air Limbah Bikin Macet, Bakal Rekayasa Lalin

Posted on

Gubernur DKI Jakarta mengakui proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) bakal berdampak pada kemacetan lalu lintas. Pramono mengatakan akan menyiapkan rekayasa lalu lintas.

“Saya tahu proyek seperti ini banyak sekali mendapatkan komplain, terutama soal kemacetan. Tapi setelah saya lihat langsung, ternyata pekerjaannya di bawah tanah. Di sini kedalamannya sampai 20 meter, bahkan ada yang 30 meter,” ujar Pramono setelah meninjau proyek JSDP Zona 1 di Pluit, Jakarta Utara, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, publik selama ini menganggap proyek tersebut hanya berupa galian di jalan yang menambah padat lalu lintas, padahal sistemnya bekerja di bawah permukaan tanah. Oleh sebab itu, Pramono meminta adanya komunikasi publik yang transparan agar masyarakat memahami tujuan strategis proyek tersebut.

“Dan tentunya dengan rekayasa lalu lintas yang akan kami lakukan, termasuk ketika menangani persoalan di Simatupang kemarin yang alhamdulillah sekarang ini sudah berjalan dengan baik,” tuturnya.

Pramono menilai proyek JSDP merupakan fondasi penting bagi masa depan Jakarta sebagai kota global. JSDP ini nantinya akan memisahkan air limbah. Saluran air bersih juga akan dipisahkan dengan drainase. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2027 dan akan melayani sekitar 220 ribu rumah tangga atau 1 juta warga di wilayah Jakarta Utara.

“Penanganan air limbah ini sangat penting. Sekarang baru dua zona yang berjalan, dan ke depan kita akan lanjutkan agar seluruh Jakarta tertangani,” tuturnya.

Pramono juga memastikan Pemprov DKI akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan rekayasa lalu lintas di titik-titik terdampak agar aktivitas warga tetap berjalan lancar.

“Proyek ini berkaitan dengan kemacetan adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. Tetapi karena pentingnya proyek ini harus dilakukan dan harus disiapkan di Jakarta sebagai kota masa depan, maka tetap harus dilakukan,” ucap Pramono.

Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1 di Pluit, Jakarta Utara, bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan perairan dan akses sanitasi di DKI Jakarta.

Lokasi IPAL Zona 1 berada di Pluit, Jakarta Utara dengan kapasitas IPAL 240.000m/hari dan luas lahan IPAL sebesar 3,9 ha. JSDP Zona 1 ini ditargetkan akan melayani tiga kota administrasi, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara, yang terdiri atas delapan kecamatan.