Wujudkan Desa Inovatif, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan CSR-PDB Awards 2025

Posted on

Dorong pembangunan desa melalui pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) raih penghargaan kategori Gold CSR dan Pembangunan Desa Berkelanjutan (CSR PDB) Award 2025.

Adapun penghargaan ini digelar oleh Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) bersama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT). Penghargaan ini melihat kiprah Pupuk Kaltim dalam memperkuat kapasitas ekonomi masyarakat pedesaan, melalui pengelolaan potensi lokal yang berkelanjutan pada program Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA). Program ini berjalan sejak 2022 di Dusun Babadan, Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan Jawa Timur.

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto mengapresiasi kontribusi Pupuk Kaltim beserta perusahaan lain yang meraih penghargaan CSR PDB Award 2025, karena dinilai memiliki komitmen dan kepedulian tinggi terhadap pembangunan desa di Indonesia.

“Saat ini masih banyak desa di Indonesia yang butuh pendampingan korporasi untuk tumbuh dan berkembang. Bahkan lebih dari 10.000 desa tertinggal dan sangat tertinggal belum menikmati aliran listrik, sarana pendidikan yang memadai, hingga sumber air bersih dan sebagainya,” ujar Yandri dalam keterangannya, Sabtu (18/10/2025).

Untuk itu, Yandri mengajak BUMN maupun swasta untuk terus berkolaborasi mengentaskan persoalan besar tersebut, mengingat desa memegang peran penting dalam pembangunan nasional. Bahkan dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, telah dinyatakan jika membangun dari desa dan dari bawah merupakan langkah untuk pemerataan ekonomi sekaligus pengentasan kemiskinan.

“Untuk itu kami mengajak semua pihak, baik BUMN maupun swasta, untuk terus berlomba menggeser air mata kemiskinan menjadi kebahagiaan. Semoga dengan penghargaan ini, kita akan semakin semangat dan termotivasi untuk secara bersama membangun Indonesia dari desa ” tambah Yandri.

Direktur Manajemen Risiko Pupuk Kaltim, Teguh Ismartono mengungkapkan program PKT BISA merupakan inisiatif perusahaan dalam mendorong ekonomi sirkular di wilayah pedesaan, melalui integrasi pengembangan potensi lokal secara optimal. Mulai bidang pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan kompos, UMKM hingga koperasi dalam satu sistem yang saling mendukung berbasis zero waste.

“Begitu pula hasil perikanan dan sektor UMKM diintegrasikan dalam rantai nilai untuk menciptakan siklus ekonomi lokal yang efisien, berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Teguh.

Sistem ini memungkinkan seluruh hasil produksi dan limbah dari satu kegiatan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kegiatan lain. Misal, limbah organik dari sektor pertanian diolah menjadi kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, sementara hasil samping dari peternakan seperti kotoran ternak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk organik yang digunakan kembali untuk tanaman.

Lebih lanjut, program PKT BISA melibatkan 175 anggota dan telah menunjukkan hasil nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dusun Babadan. Dari sektor pertanian, produktivitas lahan meningkat berkat penggunaan pupuk kompos hasil olahan, sehingga mampu menekan biaya produksi sekaligus menjaga kualitas tanah.

Sementara di sektor peternakan dan perikanan, masyarakat juga mampu mengelola pakan secara mandiri dari limbah pertanian dan kompos organik. Hasilnya, rantai produksi menjadi lebih efisien dan memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi seluruh anggota kelompok.

Selain itu keberadaan koperasi dan UMKM, yang menjadi bagian integral PKT BISA turut mendorong peningkatan kapasitas ekonomi lokal. Produk olahan seperti kompos, hasil pertanian organik, hingga produk turunan peternakan kini tidak hanya dikonsumsi secara lokal, tetapi juga dipasarkan ke luar Magetan.

Dengan sistem usaha kolektif dan dukungan manajemen koperasi, kelompok ini berhasil menciptakan rantai ekonomi baru yang menumbuhkan kemandirian finansial masyarakat.

“Pupuk Kaltim melihat potensi di Dusun Babadan karena masyarakatnya memiliki semangat gotong royong dan sumber daya alam yang mendukung. Kami hanya berperan sebagai katalis, memberikan pendampingan serta dukungan teknis agar masyarakat bisa mengoptimalkan potensi tersebut secara mandiri,” terang Teguh.

Seiring penghargaan yang diraih, Teguh memastikan Pupuk Kaltim akan terus memaksimalkan program PKT BISA, dengan kesinambungan pendampingan untuk penguatan kapasitas masyarakat pengelola program. Hal ini bagian dari strategi Creating Shared Value (CSV) yang selama ini menjadi dasar implementasi program tanggung jawab sosial Pupuk Kaltim.

Dimana setiap inisiatif sosial diarahkan agar tidak hanya sekadar memberi manfaat, tetapi juga mendukung keberlanjutan melalui terciptanya nilai bersama sesuai prinsip Environment, Social dan Governance (ESG). Melalui pendekatan berbasis masyarakat dan berorientasi pada keberlanjutan, Pupuk Kaltim berkomitmen untuk terus berperan sebagai agen perubahan dalam mewujudkan desa mandiri, inovatif dan sejahtera di Indonesia.

“Penghargaan ini pun menjadi motivasi bagi Pupuk Kaltim untuk memperluas model pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi sirkuler, sehingga mampu memberikan manfaat lebih luas. Terlebih PKT BISA merupakan bentuk nyata social investment yang direalisasikan Pupuk Kaltim dalam membangun kemandirian dan produktivitas masyarakat,” pungkas Teguh.