Pimpinan MPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno memenuhi undangan Pemerintah China untuk membahas pengembangan energi terbarukan. Selama di China, Eddy menghadiri rangkaian acara bersama para pengambil kebijakan.
Selain menemui Direktur Pengelola Beijing Municipal Center, yang merupakan kota pengembangan baru yang ramah lingkungan, Eddy juga menemui Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Ekologi China, Guo Fang.
Eddy menjelaskan pertemuan dengan Wamen Ekologi China adalah upaya menggali pengalaman China dalam mengubah secara cepat dan signifikan kualitas udara.
“Jadi tadi kita berbicara, membahas pengalaman China dalam melakukan penurunan emisi dan perbaikan kualitas udara secara sangat signifikan, termasuk juga transisi energi yang mereka lakukan,” kata Eddy dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).
Doktor Ilmu Politik UI ini menyampaikan keberhasilan China dalam akselerasi penurunan emisi dan memperbaiki kualitas udara menjadi pelajaran penting untuk Indonesia.
“Dalam 10 tahun China berhasil menambah hari dengan kualitas udara ‘baik’ dari 13 hari menjadi 300 hari. Ini capaian yang langkah-langkahnya perlu diikuti Indonesia,” lanjutnya.
Menurutnya, China turut menerapkan berbagai kebijakan demi meningkatkan kualitas udaranya. Salah satunya, China mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan untuk menggantikan pembangkit energi pembangkit listrik batubara di kawasan padat penduduk.
“Di pertemuan ini, kami juga bertukar pandangan bagaimana pembangkit listrik batubara di China sudah semakin menurun dalam satu dekade ini,” lanjutnya.
“Dari awalnya sebanyak 67 persen, kini penggunaan pembangkit listrik batu bara turun menjadi 53 persen,” lanjutnya.
Selanjutnya, Eddy menyebut pemanfaatan energi fosil dengan energi terbarukan di China saat ini sudah seimbang.
“Kedepannya, mereka akan lebih mengembangkan lagi pengembangan energi terbarukan, khususnya di bidang solar, angin, dan hidro,” tambahnya.
Ia mengatakan Indonesia dan China juga telah berkoordinasi untuk menindaklanjuti pembahasan terkait kolaborasi untuk penanganan polusi udara.
“Juga ada Belt and Road Green Cooperation yang merupakan kerja sama hijau yang diinisiasi oleh pemerintah China yang juga akan bermanfaat kalau kita turut aktif dalam berbagai diskusi, dialog, dan pembicaraan di forum ini,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan menjadi pembelajaran bagi kita untuk bisa memetik pengalaman dan keberhasilan China dalam melakukan transformasi, baik itu transisi energinya maupun dari aspek pengelolaan lingkungan hidupnya.
Menurut Eddy, Indonesia dapat meniru China dalam hal tersebut. Selanjutnya, Eddy menyebut kedua negara dapat saling bertukar pikiran. Seperti misalnya dalam hal carbon trading, Indonesia saat ini sedang mencoba untuk meningkatkan kapasitasnya.
“Jadi kita bersama-sama bisa saling bertukar pikiran, bertukar pengalaman agar Indonesia bisa menyempurnakan berbagai aturan dan kebijakan di industri karbon yang menyimpan potensi ekonomi besar untuk bisa kita kembangkan ke depan,” tutup Anggota DPR RI Dapil Kota Bogor dan Cianjur ini.
Tonton juga Video: Penampakan Kota Hanoi Vietnam Dikepung Polusi Udara