Presiden Amerika Serikat menyerukan perang global melawan “terorisme Islam radikal.” Hal ini disampaikannya pada hari Selasa (16/12) waktu setempat, beberapa hari setelah 15 orang tewas ditembak di festival Yahudi, Hanukkah di, Sydney, Australia.
“Semua negara harus bersatu melawan kekuatan jahat terorisme Islam radikal, dan kita sedang melakukannya,” kata Trump pada perayaan Hanukkah di Gedung Putih, dilansir kantor berita AFP, Rabu (17/12/2025).
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa dua pelaku penembakan massal di Pantai Bondi diduga terinspirasi oleh ideologi ISIS.
Semula, PM Albanese mengutarakan tidak ada bukti kuat kalau pelaku, yang merupakan ayah dan anak tersebut, merupakan bagian dari kelompok ekstremis Negara Islam atau Islamic State (IS), yang lebih dikenal dengan ISIS .
Namun, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi ABC pada Selasa (16/12) waktu setempat, Anthony Albanese mengatakan, “kemungkinan, ini didorong oleh ideologi Negara Islam.”
Badan Intelijen Australia sebelumnya pernah melakukan penyelidikan terhadap salah satu pelaku, sang anak yang berusia 24 tahun, pada 2019. Hanya saja, mereka tidak memasukkannya dalam daftar pantauan.
“Dia menarik perhatian aparat karena memiliki keterkaitan dengan orang lain,” kata PM Australia Anthony Albanese. “Dua orang yang berkaitan dengannya telah divonis dan dipenjara, tapi pada saat itu dia tidak dianggap sebagai orang yang dianggap perlu untuk didalami.”
Menurut kantor berita ABC, pada saat kejadian ditemukan dua buah bendera ISIS di dalam mobil penembak.
Hingga kini, polisi belum menyampaikan dugaan motif dilakukannya penembakan yang terjadi pada Minggu (14/12) tersebut. Namun, mereka mengatakan bahwa insiden itu secara jelas merupakan tindakan antisemit dan terorisme terhadap komunitas Yahudi di Sydney.
Kepolisian juga belum secara resmi mengidentifikasi kedua penembak, meskipun sejumlah media di Australia telah memberitakan informasi tentang terduga pelaku.
Menurut kantor berita ABC, pada saat kejadian ditemukan dua buah bendera ISIS di dalam mobil penembak.
Hingga kini, polisi belum menyampaikan dugaan motif dilakukannya penembakan yang terjadi pada Minggu (14/12) tersebut. Namun, mereka mengatakan bahwa insiden itu secara jelas merupakan tindakan antisemit dan terorisme terhadap komunitas Yahudi di Sydney.
Kepolisian juga belum secara resmi mengidentifikasi kedua penembak, meskipun sejumlah media di Australia telah memberitakan informasi tentang terduga pelaku.
